Selasa 24 Sep 2013 14:32 WIB

Dua Modus Joki Masjidil Haram

Rep: Nur Hasan Murtiaji/ Red: Mansyur Faqih
Hajar Aswad
Foto: Prasetyo Utomo/Antara
Hajar Aswad

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Kasi Pengamanan Daker Makkah Asep Abdullah Masduki mengungkapkan, ada dua modus perjokian di Masjidil Haram. Joki ini yang menawarkan bantuan mencium hajar aswad.

Modus pertama, jamaah dan joki sepakat untuk dibantu mencium hajar aswad dengan nilai imbalan tertentu. "Transaksi dilakukan sebelum sang jamaah melakukan tawaf," kata Asep.

Modus kedua, jamaah diperas setelah dibantu mencium hajar aswad. Sang jamaah dibantu oleh joki untuk dapat mendekat hajar aswad, dan setelah selesai diarahkan ke tempat tertentu. Di tempat itu dengan kelihaian bujuk rayu dan kondisi sang jamaah yang gembira, memudahkan sang joki menarik bayaran sesuai yang diinginkan.

"Jamaah bisa saja ditarik seribu atau 500 riyal untuk sekali mencium hajar aswad," tambahnya.

Asep mengakui, sedang mempelajari bagaimana cara sang joki bisa menuntun jamaah mendekat bahkan mencium hajar aswad. Padahal secara fisik badan sang joki tidak terlalu besar sebagaimana jamaah asal Afrika, Turki, atau negara Timur Tengah lainnya.

"Kalau itu positif, tekniknya bisa saja digunakan untuk jamaah, tapi kalau cara negatif, ya jangan," kata Asep yang berasal dari Kodam Siliwangi ini. 

Ia menambahkan, para pelaku joki ada juga yang berkebangsaan Indonesia. Mereka bisa jadi sudah lama tinggal di Saudi, tapi secara ilegal.

Menurut Ketua Daker Makkah Arsyad Hidayat, tawaran bantuan dengan imbalan uang untuk mencium hajar aswad tidak diperbolehkan secara hukum dalam aturan Pemerintah Arab Saudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement