REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Jamaah haji Indonesia diminta mewaspadai orang yang berpura-pura menawarkan jasa untuk memberikan bantuan atau joki ketika berada di Masjidil Haram.
Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah Arsyad Hidayat meminta jamaah tidak mudah terbujuk oleh orang yang tidak dikenal meski mereka berbahasa daerah yang sama dengan jamaah.
Sebaliknya, Arsyad meminta agar jamaah haji hanya mempercayai atau memohon bantuan kepada petugas di Masjidil Haram yang memiliki tanda identitas (ID card).
“Pastikan petugas yang hanya membawa ID Card. Curigai yang tidak bisa menunjukkan ID Card,” kata Arsyad di kantor Daker Makkah, Selasa (24/9).
Kasi Pengamanan Daker Makkah Asep Abdullah Masduki mengungkapkan, ada dua modus perjokian di Masjidil Haram. Pertama, jamaah dan joki sepakat untuk dibantu mencium hajar aswad dengan nilai imbalan tertentu.
"Transaksi dilakukan sebelum sang jamaah melakukan tawaf," kata Asep.
Modus kedua, jamaah diperas setelah dibantu mencium hajar aswad. Sang jamaah dibantu oleh joki untuk dapat mendekat hajar aswad, dan setelah selesai diarahkan ke tempat tertentu. Di tempat itulah dengan kelihaian bujuk r
ayu dan kondisi sang jamaah yang gembira, memudahkan sang joki menarik bayaran sesuai yang diinginkan. "Jamaah bisa saja ditarik 1.000 atau 500 riyal untuk sekali mencium hajar aswad," kata Asep.
Asep mengakui pihaknya sedang mempelajari bagaimana cara sang joki bisa menuntun jamaah mendekat bahkan mencium hajar aswad. Padahal secara fisik badan sang joki tidak terlalu besar sebagaimana jamaah asal Afrika, Turki, atau negara Timur Tengah lainnya.
"Kalau itu positif, tekniknya bisa saja digunakan untuk jamaah, tapi kalau cara negatif, ya jangan," kata Asep yang berasal dari Kodam Siliwangi ini.
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi terus mengimbau kepada jamaah haji Indonesia agar berhati-hati selama di Masjidil Haram. Imbauan sudah diberikan, bahkan sejak di Tanah Air agar jamaah tidak banyak membawa uang dan perhiasan ketika di Masjidil Haram. “
Titipkan barang di safety box pemondokan, maktab, atau simpan di kamar dengan baik. Bagi yang mempunyai ATM, tidak usah membawa uang tunai. Banyak ATM di sekitar Masjidil Haram yang bisa digunakan,” kata Arsyad.