REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Nur Hasan Murtiaji dari Makkah
MAKKAH -- Jamaah haji Indonesia selama prosesi ibadah di Arafah, Mina, dan Muzdalifah akan mendapatkan makanan dalam bentuk kemasan kotak atau boks. Ini berbeda dengan tahun sebelumnya yang menggunakan cara prasmanan.
Menurut Direktur Pelayanan Haji Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag), Sri Ilham Lubis, agar jamaah tidak mengonsumsi makanan kedaluwarsa, kemasan boks makanan ditandai tiga warna. Jika bungkus boks berwarna biru, makanan itu dikonsumsi untuk pagi hari. "Boks warna merah untuk siang dan warna hijau untuk malam," kata Sri, Rabu (2/10).
Makanan tersebut tidak boleh dikonsumsi lebih dari dua jam setelah diterima. Jamaah bisa meminta makanan yang lebih segar bila melewati masa kedaluwarsa. Selain tertempel di bungkus boks, para ketua rombongan juga akan disosialisasikan tentang masa kedaluwarsa ini, karena mereka yang mengambil boks makanan. "Jamaah cukup duduk istirahat, nanti petugas yang mendistribusikan," kata Sri.
Mengantisipasi keracunan, petugas akan mengecek makanan terlebih dahulu. "Ada meal test," kata Sri. Mengenai kualitas makanan, sudah ditetapkan menu yang standar. Seluruh juru masak telah dites untum membuat masakan khas Indonesia, termasuk soal bumbu sehingga diharapkan cita rasa yang sama.
Katering jamaah haji Indonesia di Armina mulai diberikan pada 8 Zulhijah malam sampai 13 Zulhijah siang (nafar tsani). Pada 8 Zulhijah malam, 9 Zulhijah malam, 10 Zulhijah pagi, 12 Zulhijah siang, dan 13 Zulhijah siang makanan yang disediakan tanpa menu sayur karena masa kedaluwarsanya cepat. Alasannya, kedatangan atau keberangkatan jamaah tidak bisa dipastikan waktunya. "Sebagai gantinya jamaah mendapatkan buah-buahan kaya serat," kata Sri.
Setiap jamaah akan mendapatkan dua botol air mineral, satu macam buah untuk setiap kali makan, dan satu minuman kotak jus setiap kali makan siang. Jamaah juga memperoleh satu paket minuman (teh, gula, kopi, krimer, gelas) dan satu bungkus mi instan kemasan mangkok selama di Mina.
Pada saat berada di Mina, jamaah diimbau agar makan sebelum lontar jumrah. Dua petugas katering disiagakan di setiap maktab. Sri mengungkapkan, ada 19 perusahaan yang memenangkan tender katering. Sebanyak 19 perusahaan memasok untuk 24 maktab, sisanya ditangani muassasah.