Jumat 04 Oct 2013 12:54 WIB

Joki Hajar Aswad yang Kabur Diburu

Hajar Aswad
Foto: Prasetyo Utomo/Antara
Hajar Aswad

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Nur Hasan Murtiaji langsung dari Makkah

MAKKAH -- Pengeroyokan terhadap dua petugas pengamanan Sektor Khusus di Masjidil Haram yang berbuntut penangkapan seorang joki. Tidak berhenti pada satu orang penawar jasa bantuan mencium hajar aswad, 10 orang lainnya yang kabur juga sedang diburu.

"Kita akan upayakan mendapatkan informasi dari pelaku maupun informan sekitar Masjidil Haram. Mudah-mudahan tidak begitu lama yang lain bisa tertangkap karena mereka meresahkan sekali jamaah haji," kata Ketua Daerah Kerja Makkah Arsyad Hidayat, Kamis (3/10) malam.

Pelaku joki yang berhasil ditangkap berinisial AS (31 tahun). Punya keluarga di Kalimantan. Dari segi pendidikan AS lulusan sekolah dasar. Dia sudah tujuh tahun sebagai mukimin di Saudi dan sudah terbiasa menjadi joki dengan berpura-pura menawarkan jasa mencium hajar aswad, tapi di akhir memaksa dengan meminta imbalan uang dalam jumlah tinggi.

Namun Arsyad belum bisa memastikan, status AS di Saudi ilegal atau resmi karena ada barang yang disita polisi Saudi. "Tak ada dokumen izin tinggal, entah sudah diambil atau belum oleh polisi Saudi."

Kasus AS akan diproses sesuai hukum yang berlaku di Saudi. "Ini untuk memberi efek jera agar tak mengulangi aksi yang meresahkan jamaah," kata Arsyad.

Barang yang disita dari AS, salah satunya dompet yang di dalamnya terdapat kuitansi pembelian emas 30 gram, foto diri dan istri, handphone, dan sejumlah uang.

Dua petugas pengamanan Sektor Khusus dikeroyok sekitar 10 orang joki yang menawarkan jasa mencium Hajar Aswad kepada jamaah. Pengeroyokan yang terjadi di depan Ka'bah itu karena dua petugas jamaah haji Indonesia ini hendak menggagalkan transaksi penawaran jasa mencium Hajar Aswad.

"Waktu pagi usai shalat Subuh, saya bertemu orang yang mau membayar jasa joki, terus saya bilang kepada jamaah tersebut agar jangan mau," kata Affan Ardian, petugas Sektor Khusus Daker Makkah saat dikonfirmasi, Rabu (3/10).

Sektor Khusus bertugas di wilayah Masjidil Haram untuk membantu jamaah yang terlepas rombongan atau kehilangan barang dan uang. Setelah Affan mengimbau jamaah itu jangan mengasih uang, sang joki malah memanggil kawan-kawannya. "Ada lebih dari 10 orang mengeroyok kami berdua," kata Affan.

Menurut Kasi Pengamanan Daker Makkah Asep Abdullah, Affan memang pernah menggagalkan tiga kali upaya pemerasan joki pada jamaah. Saat ditemui di kantor kepolisian, Asep meminta agar AS diambil untuk dibina di Indonesia, tapi polisi menolak karena di sini berlaku hukum Arab.

Mengenai modus joki, Asep mengungkapkan, mereka beroperasi dalam tim-tim kecil, beranggotakan tiga orang. Tidak ada pimpinan dalam kelompok kecil ini karena nanti keuntungan dibagi rata. Namun, ada satu orang yang bertugas membuka jalan, dua lainnya mengapit jamaah yang jadi korban.

Setelah dikawal menuju hajar aswad, baik berhasil mencium atau tidak, sang korban yang kebanyakan berusia uzur diminta menepi. Pada saat itulah jamaah diperas, diminta uang dalam jumlah besar, ada yang hingga 500 riyal atau setara Rp 1,5 juta. "Memang terkadang dengan cara musyawarah, tapi seringkali juga dengan cara paksaan," kata Asep.

Menurut Arsyad, kasus tangkap tangan joki hajar aswad bukan kali pertama. Namun penangkapan yang kemudian diproses sesuai hukum Saudi ini baru yang pertama.

Mengenai apa kemungkinan hukumannya, Arsyad mengatakan sangat bergantung pada tingkat kejahatannya. Hukuman potong tangan bisa saja dijatuhkan kalau memang memenuhi persyaratan vonis tersebut. "Itu nanti biar dalam investigasi diungkap. Mudah-mudahan memberi efek jera untuk tidak lagi memeras karena jamaah merasa ketakutan," kata Arsyad.

Arsyad juga mengimbau jamaah untuk tidak memaksakan diri mencium hajar aswad. Meski imbauan ini bagi sebagian daerah sulit diterima karena mereka menganggap mencium hajar aswad itu menyempurnakan proses ibadah haji. "Pemikiran ini jangan sampai jadi keyakinan. Banyak orang berhaji tak cium dan itu sah. Bukan kewajiban yang diharuskan atau membuat ibadah tak sah," kata Arsyad.

Sukri, jamaah asal Papua Barat pernah dibantu joki mencium hajar aswad. Sang joki langsung menggaet tangannya dengan dalih akan membantu. "Saya bilang, 'Ayo kita coba'," kata Arsyad.

Sukri pun akhirnya bisa mencium hajar aswad dengan bantuan joki itu. "Ada kalau tiga menitan saya di situ. Jokinya malah bilang cium sepuasnya Pak, kalau perlu dijilat sekalian," kata Sukri.

Sukri mengaku tidak mengerti mengapa asykar yang menjaga di atas hajar aswad membiarkannya begitu lama di situ. "Saya seperti berbeda dengan jamaah yang lain," kata Sukri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement