Senin 01 Sep 2014 14:37 WIB

Serba Pertama di Tanah Suci (1)

Pesawat Garuda Boeng 767-A300 yang mengangkut jamaah haji.
Foto: Antara/Ampelsa
Pesawat Garuda Boeng 767-A300 yang mengangkut jamaah haji.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Zaky Al Hamzah

Jam digital di layar monitor berukuran 70 inchi yang terletak di tengah kabin penumpang pesawat menunjukkan pukul 22.04 waktu Arab Saudi (WAS), Rabu (27/8) malam.

Pesawat Garuda Indonesia nomor penerbangan GA 982 yang mengangkut saya serta 400-an penumpang mendarat mulus di landasan pacu Bandara International King Abdul Aziz (KAIA).

Berkat kecanggihan pesawat berjenis Boeing 747-400 ini, jarak pendaratan tidak terlalu jauh. Saya baru tahu dari majalah Colours (media internal Garuda Indonesia) bila pesawat jenis ini adalah pesawat pertama kali berbadan lebar terbesar yang dioperasikan di era 1990-an untuk jamaah haji.

Sesaat setelah mendarat mulus, saya langsung berucap syukur berulang kali. "Alhamdulillah." Mungkin hal sama diucapkan 317 petugas panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH) Indonesia yang berada satu pesawat bersama saya.

Selain kami dari PPIH rombongan pertama, penumpang lain adalah warga Jeddah yang usai melakukan perjalanan dinas, liburan atau urusan lain di Indonesia.

Setelah pesawat berhenti dan dipasangi gardabrata (tangga belalai gajah), saya dan ratusan penumpang keluar dari pesawat dan disambut gemerlap lampu di sekitar kompleks bandara. Hampir mayoritas bangunan KAIA sangat modern, tak terkesan kumuh.

Kami kemudian menuju ke ruang tunggu. Sekitar satu jam kami diarahkan ke loket imigrasi. Ada dua ruas deretan loket imigrasi yang kami lewati, salah satunya mengarah ke area pengambilan bagasi.

Loket terakhir ini dibuka setelah antrean masih panjang. Saya berada di antara atrean ini. Bila tak ada loket yang baru dibuka, saya masih mengantre di barisan paling belakang.

Tapi, saat loket yang baru dibuka dioperasikan, saya beruntung. Saya berada di urutan pertama. Saya baru diberitahu sopir pengantar petugas KBIH di hotel, bila Rabu kemarin merupakan hari pertama petugas bandara menerima jamaah haji secara resmi dari Indonesia. Mulai tanggal 1 Dzulqaidah.

Sesudah urusan di imigrasi beres, saya mengambil koper. Hanya lima menit, tas koper berukuran 25 kg sudah terlihat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement