REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Bandara Hang Nadim Batam yang dijadikan salah satu embarkasi haji minim dari fasilitas untuk jamaah calon haji seperti ruang tunggu, kamar kecil, tempat ibadah dan tangga berjalan. Berdasarkan pantauan, gerbang 1 yang dilalui jamaah calon haji embarkasi Batam hanya dilengkapi ruang parkir bus, lift untuk kursi roda dan klinik kesehatan.
Menurut Kepala Bagian Umum Bandara Hang Nadim, Suwarso, sedikitnya fasilitas itu karena jamaah calon haji memang dijadwalkan tidak berada lama di bandara. "Begitu bus jamaah tiba di bandara, langsung masuk ke dalam pesawat. Ini agar jamaah tidak lama-lama menunggu," kata dia.
Pihak bandara tidak mengantisipasi kemungkinan adanya penundaan jadwal keberangkatan pesawat dengan menyiapkan ruang tunggu, seperti yang terjadi Selasa (2/9). Sebanyak 445 orang jamaah harus menunggu di dalam bus karena pesawat 'delayed' sekitar dua jam.
Di gerbang itu, juga tidak ada kamar kecil, sehingga jamaah harus berjalan relatif jauh ke gerbang penerbangan domestik.
Suwarso mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Panitia Pelaksana Ibadah Haji untuk mengingatkan jamaah agar terlebih dulu menggunakan kamar kecil di Asrama Haji sebelum memasuki bus, karena tidak ada WC di gerbang itu.
Meski begitu, masih ada jamaah yang tetap harus ke kamar kecil, saat sampai di bandara. Mengingat kondisi jamaah yang sudah tua, dan sulit mengendalikan keinginannya ke toilet, maka petugas mengantar jamaah ke kamar kecil.
Selain itu, gerbang untuk haji juga tidak dilengkapi eskalator. Hanya satu buah lift kecil, yang dikhususkan untuk mengangkut calon haji dengan kursi roda.
Jamaah calon haji harus menaiki tangga ke lantai II, menuju garbarata untuk memasuki pesawat. Karena tidak ada eskalator, jamaah harus menaiki tangga dan mengangkat minimal satu buah tas troli seragam Kementerian Agama.
Meski tidak ada jamaah yang mengeluh, namun para calon haji itu terlihat terengah-engah menaiki tangga sambil mengangkat tas.
Kondisi fisik gerbang 1 juga memprihatinkan. Dinding yang terbuat dari kaca sudah retak-retak, bahkan bolong akibat pecah. Kabel-kabel yang semestinya tertempel di langit-langit turun menjuntai, sehingga merusak estetika bandara.
Suwarso mengatakan PPIH sudah diberitahu mengenai kondisi fisik gerbang itu.
Meski begitu, ia mengatakan pihak bandara siap memperbaiki dan menambah fasilitas, bila ada permintaan dari PPIH.
Bandara Hang Nadim sudah menjadi embarkasi haji sejak tahun 2001. Sebelumnya, pihak bandara menyiapkan ruang tunggu khusus haji, namun ruang itu kini digunakan untuk penerbangan maskapai Lion Air.
Suwarso membantah, fasilitas haji harus tergusur untuk memenuhi kebutuhan komersial bandara. "Bukan begitu. Gate ini memang gate internasional, maka ditempatkan di sini," kata dia.