REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Zaky Al Hamzah
Jamaah calon haji berangkat ke Kota Madinah untuk menjalani Shalat Arbain selama sembilan hari, kemudian menuju Kota Makkah untuk berumrah dan berhaji. Namun, mutu beberapa bus yang mengangkut jamaah ke Madinah kurang nyaman dan kerap mogok.
Hingga hari ketujuh kedatangan jamaah calon haji asal Indonesia, dilaporkan tiga bus mogok di tengah jalan. Untungnya, teknisi bus segera bertindak sehingga bus kembali beroperasi. Ketika mogok, perjalanan dari Jeddah ke Madinah menjadi 8-10 jam. Dalam kondisi normal, perjalanan memakan waktu 5-6 jam.
Karena kualitas bus dari perusahaan bus setempat ditentukan Kerajaan Arab Saudi melalui Naqoba, maka jamaah calon haji tidak bisa memilih bus yang kondisinya lebih baik. Pemerintah Arab Saudi, jelas Kadaker, masih mengakomodir seluruh perusahaan bus yang ada di negara ini.
Bila Kerajaan Arab Saudi atau Naqoba menunjuk satu perusahaan bus dengan mutu bagus hanya untuk satu negara, maka akan membuat cemburu perusahaan bus lain maupun jamaah haji dari negara lain.
Padahal, tegas Kadaker, Pemerintah Indonesia melalui Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kementerian Agama (Kemenag) telah meminta agar armada bus yang digunakan untuk mengangkut jamaah ke Madinah bisa di-upgrade. Pemerintah Indonesia menjalin kerja sama dengan Naqoba di Arab Saudi untuk delapan rute pemberangkatan.
Dari delapan rute itu, mutu bus di empat rute sudah mengalami upgrade, yakni dari bus jurusan Makkah ke Jeddah, Makkah ke Madinah, Madinah ke Makkah, dan Madinah ke Jeddah. Bus-bus ini dalam kondisi bagus karena tersedia toilet di dalam bus dan bagasi tertutup untuk koper di bagian bawah bus.
Sedangkan, kualitas bus jurusan Jeddah ke Madinah, Jeddah ke Makkah, Bandara Madinah ke pemondokan di Madinah dan Pemondokan di Madinah ke Bandara Madinah, masih belum bagus alias tanpa toilet, bagasi di atap bus dan posisi duduk berdempetan.