REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Menjelang masa puncak haji 2014, ditandai dengan wukuf di arafah yang diperkirakan jatuh pada 3 Oktober mendatang, jamaah haji diminta untuk terus menjaga kesehatannya dengan baik. Caranya dengan menjaga pola makan dan istirahat yang cukup.
Di samping itu, segala bentuk keluhan kesehatan yang dirasakan semua jamaah harus segera dikonsultasikan kepada petugas kesehatan kloter, atau klinik sektor, atau Balai Pengobahan Haji Indonesia (BPHI) baik di Madinah maupun Makkah.
"Petugas haji pun harus siaga karena kondisi di Makkah dan Madinah semakin padat," kata Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Abdul Djamil.
Selain diimbau untuk terus meningkatkan pelayanan kepada jamaah, seluruh petugas haji harus mengikuti pergerakan dan menjaga keamanan jamaah, baik di Madinah maupun di Makkah. Khusus di Makkah, lanjut Djamil, petugas haji diminta berkonsentrasi pada persoalan tranpostasi bus shalawat yang akan mambawa jamaah ke Haram, khususnya pada jamaah yang menempati pemondokan dengan jarak dua sampai empat ribu meter dari Masjidil Haram.
Sampai saat ini, lanjut dia, sebanyak 53 jamaah dilaporkan sakit dan tengah menjalani perawatan di beberapa tempat pengobatan di antaranya dua orang di RS Arab Saudi (RSAS) Jeddah, 24 orang dirawat di RSAS Madinah, 23 orang dirawat di BPHI Makkah, dan 4 orang dirawat di RSAS Makkah.