Rabu 17 Sep 2014 11:23 WIB

Menyantuni Anak Yatim Piatu dan Guru Ngaji (2-habis)

Sejumlah anak yatim piatu yang mendapatkan bantuan di bulan Ramadhan (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Sejumlah anak yatim piatu yang mendapatkan bantuan di bulan Ramadhan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Neni Ridarineni

Secara rutin, tiga bulan sekali, ayah lima anak ini, datang ke Indonesia. Biasanya kalau ke Indonesia dia selalu pulang ke Jatibarang, Brebes, untuk refresing karena bisa bertemu dengan anak-anak yatim piatu yang tinggal di rumahnya. 

Panti asuhan Yatim Piatu tersebut dikelola Yayasan Panti Asuhan dan Pendidikan Munief M. Makki. ''Kalau pulang ke Brebes saya tinggalnya di Panti Asuhan bersama anak-anak Yatim pItu,'' tuturnya semringah. 

Di Brebes ada puluhan anak panti asuhan yang diasuh Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu dan Pendidikan Munief M Makki. Yayasan ini juga memberikan pelatihan kepada para pemuda yang belum mempunyai pekerjaaan.

 

''Kalau untuk menjahit hanya kursus biasa dan mereka tinggal di rumah masing-masing,'' kata dia. Berbeda halnya pelatihan di bidang pertanian, ada semacam pendidikan bagi anak-anak muda yang lamanya sekitar setahun yakni tiga bulan teori dan sembilan bulan praktik.

Mereka tinggal di asrama dan semua dibiayainya Yayasan Almunief secara gratis. Sekarang sudah ada sekitar 100-an orang yang belajar pertanian di yayasannya. Setelah lulus dan belum ada pekerjaan, ditampung untuk bekerja di salah satu perusahaan.

Ada juga anak panti asuhan yang sudah menyelesaikan studinya yang bekerja di perusahaan Almunief Group. Bahkan guru-guru ngaji di sekitar Brebes yang tidak mendapat uang pensiun dari pemerintah, dia santuni setiap bulan.

Dana untuk Yayasan Panti Asuhan dan Pendidikan Almunief berasal dari keuntungan Perusahaan Almunief group. ''Ya harus begitu, agar tidak lupa daerah asal,'' kata Munief sambil tersenyum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement