Rabu 17 Sep 2014 14:21 WIB

Ledia Hanifa Amalia, 'Derasnya Tangis di Ka’bah dan Wukuf' (3-habis)

 Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ledia Hanifa Amaliah.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ledia Hanifa Amaliah.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Mas Alamil Huda

Dia menceritakan, ketika sang anak meminta untuk membeli bakso, ia bersama suami mengingatkan kesepakatan yang dibuat sebelumnya. Harga bakso waktu itu sebesar 25 reyal. Jumlah itu dalam hitungan uang saku mereka sangat besar.

Akhirnya, putranya menyadari itu salah satu bagian dari menahan hawa nafsu. Ia pun hanya membeli kebab yang harganya hanya 3 reyal dengan juz buah 1 reyal. “Memang semuanya terbatas,” kenangnya.

Pengalaman pertama ke Tanah Suci begitu membekas di hati seorang Ledia. Momen ke Tanah Suci ini menjadi spesial lantaran pertama kalinya ia bersama keluarga ke luar negeri.

Dan itu adalah ke Kota Suci Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Bertamu ke Rumah Allah yang selama ini ia idam-idamkan.

Begitu melihat ka’bah, air mata pun bercucuran keluar dan tanpa bisa dikendalikan. Ledia merasa semua sudah tiada kecuali berhadapan dengan Tuhan. Air mata pun seperti es krim yang meleleh terkena panas. Tak terkendali dan terus keluar dengan sendirinya.

Begitu juga ketika wukuf di Arafah. Rasa haru sangat ia rasakan di sana. “Di ka’bah dan wukuf (di Arafah) luar biasa menangisnya, nggak tau kenapa kok rasanya seperti nggak ada remnya,” ujarnya.

Segala keterbatasan membuatnya belajar untuk menahan hawa nafsu. Ledia mengambil makna dari perjungannya hingga sampai bisa berangkat haji. Jika manusia ingin mencapai apa yang dicita-citakan, apapun itu, maka harus bisa menahan hawa nafsu.

Selain itu, tolong menolong antar sesama begitu ia rasakan ketika menjalani ibadah haji. Saling membantu memang satu hal penting dalam bermasyarakat. Di samping itu juga toleransi.

Ketika berhaji, setiap orang akan bertemu dengan orang lain di luar daerahnya yang sangat beragam kebudayaannya. Maka, kata Ledia, bertoleransi antar sesama sangat penting dalam hidup bersama orang banyak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement