REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Neni Ridarineni
MAKKAH - Jumlah jamaah haji yang meninggal sampai Ahad (21/9) mencapai 30 orang. 10 orang diantaranya meninggal di Makkah, 18 orang di Madinah dan dua orang di Jeddah.
Dari data Siskohat TUH (Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Teknis Urusan Haji) atau Siskohatkes (Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Bidang Kesehatan) dilaporkan sebagian besar jamaah haji meninggal di pemondokan yakni 14 orang.
Selanjutnya sebanyak sembilan orang jamaah haji meninggal di RSAS (RUmah Sakit Arab Saudi), tiga orang di masjid, dua orang di pesawat, satu orang di perjalanan dan satu orang di sektor.
Kebanyakan jamaah haji yang meninggal laki-laki yakni 20 orang, sedangkan perempuan 10 orang. ''Biasanya kalau jamaah haji laki-laki itu menunjukkan dirinya masih kuat dan meskipun sakit tetapi tidak dirasakan,''Kata Kepala Seksi Kesehatan Daker Makkah Muhammad Ilyas, saat dihubungi Republika, Ahad (21/9).
Sebagian besar jamaah haji yang meninggal terutama di Makkah karena menderita kardiovaskuer akut (serangan jantung) yang dibawanya sejak di Tanah Air. Pencetus utamanya adalah karena kecapekan.
Dari pendataan terhadap jamaah haji risti (risiko tinggi) di semua sektor, diketahui penyakit kardiovaskuler menduduki urutan terbesar. Padahal kalau seseorang menderita kardiovaskuler harus banyak beristirahat.
Sehubungan dengan hal itu, Ilyas berpesan agar semua jamaah haji Indonesia terutama yang risti, melakukan istirahat yang cukup seminggu sebelum wukuf. ''Banyak istirahat di pemondokan dan kurangi aktivitas di luar pemondokan apalagi siang hari,''ujarnya mengingatkan.
Suhu udara di Makkah tidak tentu, tetapi cenderung tinggi, bisa mencapai 44 derajat Celcius. ''Kalau mau beribadah lebih baik di pemondokan saja dan tidak usah memaksakan diri ke Masjidil Haram, karena di pemondokan juga disediakan tempat untuk shalat berjamaah,'' kata Ilyas menambahkan.