Senin 29 Sep 2014 01:17 WIB

Perlukah Manasik Haji Diberikan Lagi di Tanah Suci? (1)

Sejumlah calon jamaah haji (CHJ) mengikuti manasik haji.
Foto: Antara/Rahmad
Sejumlah calon jamaah haji (CHJ) mengikuti manasik haji.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Neni Ridarineni

''Manasik haji di sini bermanfaat sekali bagi saya. Ternyata banyak hal yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah haji  yang belum saya ketahui. Padahal ketika di Tanah Air saya sudah 10 kali lebih mengikuti bimbingan manasik haji,'' kata Musirin, jamaah Haji dari Grobogan.

Hal itu diungkapkan Musirin usai mengikuti ceramah tentang Manasik Haji yang disampaikan Konsultan Bimbingan Ibadah Haji KH Muhammad Mochtar Ilyas di Gedung I-10 Makkah belum lama ini.

Perlunya manasik haji di Tanah Suci juga dikemukakan salah seorang pembimbing ibadah haji Mohammad Adnan. ''Ternyata pada saat tanya jawab masih ada jamaah haji laki-laki maupun perempuan yang belum tahu bagaimana bila seseorang sudah berpakaian ihram,'' ungkap dia.

Dia memberi contoh, ada seorang jamaah haji yang sudah mengenakan pakaian ihram sejak di Bandara Udara King Abdul Azis Jeddah untuk melakukan umrah wajib.

Sebelum ke Masjidil  Haram, para jamaah haji mampir dulu ke pemondokannya untuk memasukkan tasnya di hotel dan istirahat sebentar.

Namun calon jamaah haji tersebut saat istirahat sebentar di kamar ganti pakaian sarung, jamaah haji perempuan, ketika dalam keadaan ihram melepas mukena,''kata Mohammad Adnan.

Itulah pentingnya safari manasik haji di Tanah Suci khususnya yang dilakukan para konsultan pembimbing ibadah haji yang melakukan ceramah tentang manasik haji di pemondokan-pemondokan para jamaah haji di Makkah.

Ada empat konsultan pembimbing ibadah haji yang melakukan safari manasik haji dari pemondokan ke pemondokan selama di Makkah. Safari manasik haji ini lebih diintensifkan sejak 4 Zulhijah hingga sebelum pelaksanaan wukuf di Arafah.

Bahkan para Amirul Hajj pun turut serta memberikan taushiyah dalam safari manasik haji antara lain: Wakil Amirul Hajj Prof Din Syamsuddin, Wakil Amirul Hajj KH Malik Madani, Anggota Amirul Hajj Prof Yunahar Ilyas.

Mereka diminta untuk menyampaikan materi yang berkaitan antara lain: bagaimana nanti pelaksanaan wukuf di Arafah, sosialisasi tentang dam, tentang istitha’ah.’’Istitha’ah itu tidak hanya secara finansial, melainkan juga dalam hal fisik termasuk kesehatannya.''

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement