Oleh: Zaky Al Hamzah, Makkah, Arab Saudi
REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Saat pagi hari ketika matahari belum muncul, puluhan jamaah haji memadati jalan aspal di luar maktab mereka. Para jamaah sedang menikmati udara pagi Arafah sembari berjalan-jalan. Suhu udara masih bersahabat, karena sehari sebelumnya, hujan ringan mengguyur Padang Arafah saat jamaah haji tiba kali pertama.
Sebagian jamaah lain tampak duduk santai bersama teman-temannya di tempat yang disediakan. Di setiap maktab disediakan tempat duduk untuk sekedar bersantai jamaah haji. Di antara para jamaah haji, ternyata ada satu keluarga yang mengaku sudah berangkat haji bersama-sama.
Mereka tampak menyempatkan jalan-jalan pagi bersama di sekitar tenda Arafah. Mereka berfoto-foto untuk menambah kenangan selama di padang Arafah. Bagaikan bertemunya Adam dan Hawa setelah beratus tahun saling mencari di muka bumi.
Di Arafah inilah, ribuan jamaah haji Indonesia wajib melakukan wukuf sebagai rukun haji. Wukuf adalah puncaknya haji. Secara fisik, wukuf Arafah adalah puncak berkumpulnya seluruh jamaah, yang berjumlah jutaan, dari penjuru dunia dalam waktu bersamaan. Secara amaliah, wukuf Arafah mencerminkan puncak penyempurnaan haji kita.
Wukuf juga artinya hadir dan berada di Arafah pada waktu tertentu antara waktu dzuhur dan ashar. Di tempat masing-masing jamaah dipersilahkan untuk mengkondisikan dirinya berkonsentrasi kepada Allah SWT, melakukan perenungan atas dirinya, apa yang telah dilakukan selama hidupnya, merenungi kebesaran Allah SWt melalui Asmaul Husna-Nya, merenungi hari akhirat.
Sedangkan, Arafah merupakan gambaran padang Mahsyar, yang nantinya semua makhluk dikumpulkan disana sebelum melangkah ke surga atau neraka. Kehadiran kita di Arafah memberi arti dan nuansa akhirat dengan Mahsyarnya, sekaligus merenunginya untuk bersiap-siap menghadapi hal itu.
Allah SWT sangat memuliakan hari wukuf di Arafah. Hari itu, Allah mendekat sedekat-dekatnya kepada orang-orang yang wukuf di Arafah untuk mendengarkan ungkapan dan keluhan hati mereka, menatap dari dekat wajah dan perilaku mereka. Nabi Muhammad SAW bersabda : “ . . . Ia (Allah) mendekat kepada orang-orang yang di Arafah. Dengan bangga Ia bertanya kepada para malaikat, Apa yang diinginkan oleh orang-orang yang sedang wukuf itu ? “
Pada hari itu, Allah SWT senang sekali jika kita berdoa kepada-Nya. Ia mengabulkan semua doa mereka disana. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan langka ini, saya menelpon ayah dan ibu melalui telepon seluler. Saya minta keduanya bergantian berdoa dan saya hanya mengaminkan.
Saya mendengar doa tulus bersamaan tangisan bahagia dari ayah saya. Pun demikian saat ibu berdoa. Doa-doa kedua orang tua saya --serta doa dari istri secara langsung -- saat waktu mustajab (Wukuf) ini membuat bulir-bulir air mata saya menetes. Saya ingin membahagiakan mereka, seperti saat mereka selalu membahagiakan saya selama ini. Saya berdoa khusus agar kedua orang tua segera berhaji.
Demikian agung dan mulianya hari Arafah ini, meski wukuf hanya beberapa jam saja. Sungguh sangat penting berdoa di Arafah, disaksikan dari dekat oleh Allah SWT dan dibangga-banggakan-Nya kita di depan para malaikatnya. Sesuai sabda Nabi Muhammad SAW: "Sebaik-baik doa adalah doa yang dipanjatkan di hari Arafah." (HR. Tirmidzi).