REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Sebanyak 105 jamaah haji Indonesia dilaporkan meninggal dunia di Tanah Suci. Tingginya angka kematian jamaah haji tersebut disebabkan beberapa faktor.
“Banyak yang menjadi faktor penyebab, di antaranya cuaca ekstrim di Saudi yang panas, kondisi kesehatan yang mendadak drop serta stress,” kata Inspektur Jenderal Kementerian Agama (Kemenag) M Jasin melalui pesan BlackBerry Messenger, Selasa (7/10).
Uniknya, meninggal di Tanah Suci bagi sebagian jamaah bukanlah hal yang ditakuti, melainkan diharapkan karena diyakini khusnul khotimah. Namun, Jasin tak ingin Kemenag dianggap melarang lansia dan orang sakit untuk pergi haji.
Apalagi, ternyata jamaah Indonesia dengan kategori lansia sebanyak 60 persen, salah satunya disebabkan daftar antrean haji reguler yang panjang. “Misalnya saat mendaftar, dia belum lansia, tapi karena antrean panjang, maka berangkat hajinya setelah dia menjadi lansia,” papar Jasin.
Antisipasi pun dilakukan dengan mengirim dokter yang profesional dalam jumlah yang cukup, dan para dokter yang dikirim itu fokus ke tugas penangan kesehatan jamaah. “Mereka tidak boleh nyambi melakukan ibadah haji,” tuturnya.