Rabu 08 Oct 2014 01:17 WIB

Mabit, Dua Jam dan 78 Jamaah Tersesat (1)

Jamaah haji mabit di Mina.
Foto: Republika/Yogi Ardhi/ca
Jamaah haji mabit di Mina.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Zaky Al Hamzah

Saat turun di eskalator gedung lempar jumrah (Jamarat) nomor 10 atau sisi barat, saya diteriaki rombongan jamaah haji. "Mas, kami tersesat, tolong, beritahu ke mana arah pulang terowongan Muasim menuju maktab," ujar seorang ibu dari Piedi, Aceh.

Mereka mengenali saya dari rompi warna hitum bertuliskan Petugas Haji Indonesia. Meski bertugas sebagai Tim Media Center Haji (MCH), jamaah haji menganggap semua petugas mengetahui seluruh titik-titik jalur pulang atau pergi di sekitar Mina.

Saat itu, ada 15 jamaah haji mengerubungi saya dan dikenalkan ketua rombongannya, yakni Mochammad Mawardi.

Kata Mawardi, mereka tersesat untuk kembali ke pemondokan dan sudah hampir tiga jam mencari jalan atau jalur yang mengarah ke pintu masuk terowongan Muasim.

Mereka sudah bertanya ke petugas keamanan atau askar area Jamarat berpakaian loreng hitam hijau gelap, namun tak ada satupun askar yang memahami bahasa rombongan jamaah haji asal Aceh ini.

Makanya, mereka beriniastif berhenti di pintu keluar eskalator nomor 10 dan berharap ada orang Indonesia atau petugas yang bisa membantu.

Kepada rombongan jamaah ini, saya jelaskan kalau saya baru mempelajari titik-titik penting di area Mina sejak pukul 21.40 waktu Arab Saudi (WAS), ketika memastikan teman-teman wartawan MCH sudah tidur saat mabit (bermalam) di Mina.

Saya tinggalkan teman-teman untuk mengelilingi sebagian area Mina. Sekitar pukul 23.00 WAS, saya menemui rombongan jamaah haji ini. Beruntung, saya ditemui mereka, saya sudah mengetahui jalur alternatif yang menuju ke pintu Terowongan Muasim.

Akhirnya, malam itu, saya mengantarkan rombongan jamaah ini menuju lokasi lempar tiga jumrah sekitar pukul 02.00 WAS. Mereka berjalan persis mengikuti saya di belakang. Kami melewati lautan manusia yang sedang mabit, sambil menggelar tikar, kardus, terpal, karpet maupun kasur lipat tipis.

Banyaknya jamaah haji yang sedang mabit membuat kami harus berjalan hati-hati. Beberapa kali, saya pastikan rombongan masih lengkap.

Nah, di saat sedang melaju di persimpangan antara ke jalur alternatif dengan jalur lempar jumrah di lantai satu, saya terdorong jamaah lain sehingga langkah saya mengarah ke jalur lempar jumrah di lantai satu.

Jalur ini bersisihan dengan jalur jamaah haji yang melempar jumrah melewati lantai tiga dan harus naik enam eskalator yang mengarah ke lantai tiga. Lokasi jamarat di lantai tiga ini dikhususkan untuk jamaah haji asal Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement