REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Gamamah terletak 500 meter dari Masjid Nabawi di Madinah. Masjid ini berukuran 26 x 13 meter dan memiliki tinggi 12 meter dengan 6 kubah dan menara. Masjid ini juga berdekatan dengan Masjid Ali dan Masjid Umar.
Empat tahun menjelang wafat, Nabi Muhammad SAW menggunakan masjid tersebut sebagai tempat shalat Idul Fitri dan Idul Adha. Oleh karena itu, masjid ini juga disebut dengan nama Masjid Id. Rasulullah juga pernah menggunakan masjid ini untuk melakukan shalat Istisqa. Ketika itu, hampir satu tahun umat Islam di Madinah menderita kekeringan. Mereka pun meminta kepada Rasulullah untuk memohon kepada Allah agar menurunkan hujan.
Rasulullah pun memimpin umat Islam untuk melakukan shalat Istisqa. Setelah shalat, hujan pun turun deras di seantero Madinah. Hujan tersebut tak cukup turun sehari. Hingga sepekan, hujan deras turun. Umat Islam pun takut adanya banjir yang akan menggenangi Madinah. Mereka memohon ampun kepada Allah SWT dan kembali meminta Rasulullah untuk mendoakan agar hujan berhenti turun. Rasulullah pun berdoa agar hujan diturunkan di sekitar Madinah bukan di Kota Madinah. Sesuai doa Sang Nabi, hujan berhenti turun di Madinah dan berlanjut di sekeliling Madinah.
Di masjid ini, jamaah juga pernah gelisah karena Rasulullah menyampaikan khutbah yang panjang sedangkan matahari sangat terik. Tiba-tiba datang awan mendung sehingga jamaah terlindungi. Makanya, masjid ini diberi nama Gamamah yang berarti awan mendung.
Di lokasi ini juga (ketika belum dibangun masjid) atau di lokasi yang berdekatan dengan masjid ini, Rasulullah SAW pernah melaksanakan shalat jenazah bagi Najashi, kaisar Aksum di Abbysinia (kini Etiopia).
Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Najashi adalah seorang raja di Kerajaan Aksum di Etiopia yang beragama Kristen tetapi menyambut baik kedatangan kaum Muslimin yang mengungsi ke negerinya untuk menghindar dari kekejaman kafir Quraisy Makkah. Di kemudian hari, Najashi pun berikrar masuk Islam.
Ketika Najashi wafat, tak ada siapa pun yang bersedia memimpin shalat jenazah baginya. Rasulullah kemudian yang menshalatkan kaisar tersebut secara ghaib. Peristiwa ini merupakan satu satunya contoh dari Rasulullah untuk melakukan shalat Ghaib atau shalat jenazah tanpa kehadiran dari jenazah yang dishalatkan.