Selasa 09 Jun 2015 17:07 WIB

Rumah Sakit Arab Saudi Siap Layani Jamaah Haji Indonesia

Rep: c30/ Red: Agung Sasongko
 Petugas kesehatan PPIH Daker Jeddah berjalan menuju ke pintu keluar gedung A Madinatul Hujjaj di Jeddah, Arab Saudi, Rabu (29/10) sore waktu arab saudi (WAS). Di gedung A ini, sebagian ruangan masih dioperikasikan untuk Balai Kesehatan Haji Indonesia (BPH
Foto: Republika/Zaky Al Hamzah
Petugas kesehatan PPIH Daker Jeddah berjalan menuju ke pintu keluar gedung A Madinatul Hujjaj di Jeddah, Arab Saudi, Rabu (29/10) sore waktu arab saudi (WAS). Di gedung A ini, sebagian ruangan masih dioperikasikan untuk Balai Kesehatan Haji Indonesia (BPH

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Fidiansyah akan berkoordinasi dan kerja sama dengan tim kesehatan Arab Saudi, sehingga pihak Saudi juga dapat memberikan layanan kesehatan yang mungkin saja akan dibutuhkan jamaah haji.

Fidiansyah mengungkap sudah ada sekitar 20 rumah sakit yang siap melayani jamaah haji Indonesia apabila mereka membutuhkan bantuan pelayanan pengobatan di sana. “Tapi kita juga sudah punya balai pengobatan haji di Jeddah, Makkah, dan Madinah dan juga petugas kloter yang siap membantu para jamaah, sehingga kita minimalisir kalau memang tidak perlu ke rumah sakit,” ujar Fidiansyah, Selasa (9/6).

Adapun strategi yang kedua merupakan pembinaan untuk para jamaah haji. Maksudnya pembinaan ini adalah bukan tentang tata cara melaksanakan ibadah haji, namun dengan menyiapkan sedini mungkin para calon jamaah haji untuk screening kesehatan.

Fidiansyah berharap apabila sudah terdeteksi kesehatan masing-masing calhaj untuk tidakan selanjutnya memberikan terapi atau pengobatan untuk yang sakit. Mereka juga diajarkan bagaimana melakukan ibadah apabila kemudian ditemukan keterbatasan sakit yang diderita jamaah.

“Jadi jamaah jangan ada yang menutupi penyakitnya, sehingga petugas kesehatan nanti bisa memberikan arahan. Oh, bapak ini sakit jantung, maka kami akan berikan obat selama 40 hari di Indonesia dan dilanjutkan terus sampai di Arab Saudi kemudian mereka kontrol dengan dokter setibanya di sana, jadi intinya jangan menutup-nutupi dan diharapkan terbuka pada kami,” ujarnya.

Jadi prinsip Kemenkes tahun ini adalah menyiapkan para jamaah hingga kemudia mereka semua mampu untuk berangkat ke tanah suci. Dengan adanya dua strategi yang disiapkan baik untuk yang sakit ataupun untuk yang sehat supaya tetap menjaga kesehatannya, Fidiansyah berharap agar apa yang sudah ditetapkannya itu dapat diikuti dengan baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement