REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Kesehatan tidak lagi menggunakan indikator jumlah kematian jamaah haji sebagai parameter keberhasilan programnya. Indikator yang digunakan tahun ini adalah pemeriksaan dan pembinaan kesehatan di Tanah Air.
Tak ayal, Kemenkes menargetkan sebanyak 60 persen calon haji tahun ini sudah terperiksa dan terbina dengan baik.
“Target tahun ini, pemeriksaan pembinaan ini diukur berdasarkan realitas dan kesanggupan masing-masing pihak,” ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Fidiansjah kepada Republika, Selasa (11/8).
Sebanyak 2.600 calon jamaah haji (calhaj) masuk dalam kategori pembinaan kesehatan.
Fidiansjah mengatakan target tersebut sudah tercapai karena saat ini calon jamaah haji yang sudah terperiksa dan terbina sudah mencapai angka 63 persen. Kedepannya, diharapkan target terus dinaikkan 5 persen setiap tahunnya.
Menurutnya, dengan mempersiapkan kesehatan lebih awal jamaah akan lebih siap melakukan ibadah haji di tanah suci, secara otomatis angka kematian pun akan berkurang.
Tren kematian selama empat tahun di Tanah Suci mengamalami penurunan sejak 2011 hingga 2014. Pada 2011, kematian jamaah haji mencapai 497 jiwa, 2012 turun menjadi 428 jiwa, 2013 turun lagi di angka 266 orang, dan 2014 jamaah yang wafat di tanah suci sebanyak 297 orang.
Jika dilihat selama dua tahun terakhir angka kematian jamaah di tanah suci memang mengalami penambahan. Namun, angka tersebut masih mencapai target indikator di bawah 2 per mil.