Senin 17 Aug 2015 18:44 WIB

Masih Ada Visa Haji yang Belum Rampung, DPR: Harus Ada Evaluasi

Rep: c33/ Red: Agung Sasongko
Salah seorang calon haji mengambil visa haji usai disuntik vaksin meningitis. Kementerian Kesehatan Kerajaan Arab Saudi telah mewajibkan negara-negara yang mengirimkan jamaah haji untuk memberikan vaksinasi sebagai syarat pokok pengurusan visa haji dan umr
Foto: ANTARA/Lucky R/ca
Salah seorang calon haji mengambil visa haji usai disuntik vaksin meningitis. Kementerian Kesehatan Kerajaan Arab Saudi telah mewajibkan negara-negara yang mengirimkan jamaah haji untuk memberikan vaksinasi sebagai syarat pokok pengurusan visa haji dan umr

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Jelang diberangkatkannya kloter pertama jamaah haji ternyata masih ada visa yang belum rampung dibuat. Ketua komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay menyatakan hal ini harus jadi bahan evaluasi.

Berdasarkan data yang dimilikinya pada Sabtu lalu, visa yang sudah rampung baru mencapai 95 ribu. Padahal total jamaah ada 168.800. Sehingga masih ada selisih sekitar 73 ribu. Ia pun merasa janggal dengan  selisih ini karena seharusnya jamaah haji yang sudah melunasi BPIH bisa memperoleh Visa lebih dulu.

"Masalahnya, jamaah haji sudah lama melunasi BPIH tapi masih ada yang belum diproses. Ini yang menurut saya harus jadi bahan evaluasi," ujarnya saat dihubungi Republika pada Senin (17/8).

Saleh pun meminta Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) untuk segera mengutamakan jamaah kloter pertama."Saya sudah meminta dirjen haji untuk memprioritaskan yang berangkat pertama," jelasnya. setelah sempat berkoordinasi dengan Dirjen PHU, ia dikabarkan proses perampungan visa akan bisa dicek lagi selasa esok.

Di sisi lain, ia menilai masalah visa ini tidak hanya akibat faktor Dirjen PHU saja. Ia merasa kedutaan Arab turut berperan dalam masalah visa yang beum rampung itu. Ia menganggap masalah teknis seperti alat pencetakan visa bisa saja menjadi kendala.

"Tapi masalah bisa ada juga di kedutaan Arab, apakah mesin printnya sudah benar, masalah teknis seperti itu bisa saja terjadi," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement