REPUBLIKA.CO.ID,MADINAH -- Sejumlah rombongan jamaah calon haji yang berasal dari berbagai negara mulai memasuki Kota Madinah, Arab Saudi, sejak Rabu (19/8) sampai Kamis (20/8).
Jamaah datang menggunakan bus-bus besar yang diangkut dari bandata Amir Mahmud bin Abdul Azis (AMAA) Madinah. Mereka langsung menempati hotel-hotel yang berada di radius satu kilometer dari Masjid Nabawi.
Kepadatan Masjid Nabawi pun sudah semakin tampak sejak pelaksanaan shalat Subuh berjamaah pada Kamis (20/8). Tempat-tempat perbelanjaan kebutuhan sehari-hari yang banyak terdapat di sekitar Masjid Nabawi juga sudah terlihat dikerumuni para pembeli.
Jamaah haji yang baru datang di Madinah umumnya berasal dari India, Thailand, Bangladesh, Pakistan, Malaysia, Tunisia, dan sejumlah negara lainnya. Untuk mengenali mereka cukup mudah lantaran bisa terlihat dari kalung identitas atau atribut lain yang dikenakan jamaah.
Bendera kebangsaan asal negara jamaah juga tersemat di berbagai atribut yang menempel di pakaian atau barang bawaan jamaah, seperti tas, kalung, dan kartu identitas.
Seorang jamaah haji asal Malaysia, Ahmad Maher yang ditemui Republika usai melaksanakan shalat Subuh mengatakan, dia dan istri baru tiba di Madinah, Rabu (19/8) malam.
Jamaah haji Malaysia akan tinggal selama sembilan hari di Madinah sebelum bertolak ke Makkah. “Kami akan berada di sini selama 45 hari,” kata Maher.
Maher mengaku senang bisa beribadah di masjid Nabi Muhammad SAW. Apalagi, dia dan istri baru pertama kali menunaikan ibadah haji. “Senang sekali. Saya dan istri sedang arbain sekarang. Patutlah bersyukur,” katanya.
Maher menuturkan, agar bisa sampai ke Tanah Suci, dia harus mengeluarkan uang 10 Ringgit Malaysia (RM). Dia bersyukur lantaran Pemerintah Malaysia memberikan subsidi 7.000 RM atau sekitar Rp 23 juta kepada masing-masing jamaah haji.
“Seharusnya bayar 17 ribu Ringgit (Rp 57 juta), tapi kami cuma bayar 10 ribu Ringgit. Sisanya, kami dapat subsidi dari pemerintah,” kata Maher yang tinggal di Johor.