Selasa 25 Aug 2015 21:21 WIB

Mengatasi Stress Saat Tiba di Tanah Suci

Rep: c 35/ Red: Indah Wulandari
Berdoa mengurasi stress di Tanah Suci
Foto: greaterkashmir
Berdoa mengurasi stress di Tanah Suci

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sebagai orang asing yang baru pertama kali di negeri orang, calon haji dari berbagai negara tentu dilanda kekhawatiran tersendiri saat pertama mendarat di Tanah Suci. Bahkan kemungkinan akan terjadi gegar budaya yang berpotensi menimbulkan stress.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes dr Fidiansjah memberikan tips agar calon haji tidak sampai megalami hal tersebut.

“Para calhaj selalu berpikir positif atau berbaik sangka terhadap apa yang akan terjadi nantinya. Karena jika seseorang mencemaskan sesuatu, maka kecemasan tersebut akan menjadi nyata,” terang Fidiansjah, Selasa (25/8).

Hal itu, menurutnya, terjadi karena kekuatan sugesti. Baginya setiap yang dipikirkan seseorang itulah yang akan membentuk persepsi. Inilah yang dia sebut sebagai manajemen persepsi. Manajemen inilah yang nantinya akan mengontrol kekhawatiran-kekhawatiran dari calhaj.

Iamencontohkan saat kondisi visa haji banyak yang belum terbit, ada yang bereaksi marah-marah. Tapi, ada pula yang tetap tenang dengan berdoa ataupun membaca Alquran.

Selain itu, Fidiansjah ingin calhaj menyadari bahwa realitas yang dihadapi tidak selalu sesuai dengan ekspektasi atau harapan. Sehingga mereka harus menjaga sikap dengan bijak.

“Jika calhaj mengalami stress di Tanah Suci, petugas medis kloter sudah diberikan bekal untuk menanganinya. Kemudian jika sudah terlalu parah maka akan diserahkan kepada psikiater setempat,” tegasnya.

Bahkan, jika terlalu parah maka jamaah haji yang bersangkutan akan diisolasi dan ditenangkan oleh tenaga ahli.

Langkah awal penanganan dengan menggunakan obat penenang, baik berupa obat pil atau suntik.  Jika jamaah haji tersebut sudah cukup tenang maka selanjutnya akan ditenangkan melalui psikoterapi.

Kondisi lain, jika jamaah haji tersebut mengalami stress yang tidak wajar akibat jimat yang dibawanya, maka yang akan dilakukan tidak hanya melalui pendekatan medis. Namun, harus dikombinasikan juga dengan pendekatan spiritual berupa rukyah dan bekam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement