Rabu 26 Aug 2015 16:41 WIB

Reorganisasi Rombongan Kloter Dilakukan di Makkah

Rep: EH Ismail/ Red: Indah Wulandari
Jamaah haji Indonesia di Kota Makkah, Arab Saudi.
Foto: Republika/Natalia Endah Hapsari/ca
Jamaah haji Indonesia di Kota Makkah, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Jamaah haji Indonesia yang berangkat tidak sesuai kelompok terbang (kloter) akibat keterlambatan penerbiitan visa akan dilakukan penggabungan kembali saat berada di Makkah.

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi telah melakukan langkah cepat dengan turun ke Daker Madinah dan mengadakan pertemuan dengan petugas Daker Bandara Jeddah-Madinah guna membicarakan cara sosialisasi kepada jamaah yang terlanjur tiba di Madinah.

“Kepada jamaah yang sudah menempati tempat akomodasi di Madinah, kami imbau agar tetap berada di kloter pemberangkatan dan agar selalu mengingat nama hotel yang ditempatinya,” kata Kepala Daerah Kerja Madinah PPIH Arab Saudi Nasrullah Jasam, Rabu (26/8).

Nasrullah melanjutkan, proses penggabungan kembali hanya dapat dilakukan ketika jamaah haji telah berada di Makkah usai melakukan arbain di Masjid Nabawi. Artinya, jamaah yang diberangkatkan berbeda kloter dari kloter asal, tidak bisa bergabung dengan kloter mereka selama berada di Madinah.

Jamaah tidak diperkenankan berpindah hotel dan mengambil keputusan sendiri untuk bergabung bersama rekan-rekan kloter asalnya.

PPIH Arab Saudi, kata Nasrullah, juga meminta kepada PPIH Pusat Jakarta agar melakukan koordinasi dan sosialisasi ke masing-masing wilayah dan embarkasi, baik melalui surat edaran maupun media, agar jamaah haji mengingat kloter berapa mereka diberangkatkan.

“Sampaikan juga kepada jamaah bahwa penggabungan kembali ke kloter asalnya akan dilakukan di Makkah, bukan di Madinah,” ujar Nasrullah.

PPIH Embarkasi juga diminta melakukan sosialisasi dan penjelasan kepada jamaah yang akan diberangkatkan tidak melalui kloter aslinya agar selama di Madinah tetap berada di kloter keberangkatan.

Dengan kata lain, jamaah kloter keberangkatan wajib menempati hotel yang telah ditentukan PPIH Arab Saudi di Madinah.

Jamaah pun, Nasrullah melanjutkan, harus menambahkan nomor kloter keberangkatan di gelang identitas jamaah haji. Caranya, dengan membuat nomor kloter keberangkatan di kertas yang ditutupi isolasi transparan.

Penambahan keterangan ini dinilai sebagai cara efektif pengingat serta penunjuk bagi jamaah haji dan petugas saat jamaah haji tersesat atau susah mengenali nomor kloter keberangkatan.

“Nomor tersebut dilepas ketika jamaah haji berada di Makkah dan digabungkan dengan kloter yang sebenarnya,” ujar Nasrullah.

Kepala Daker Bandara Jeddah-Madinah PPIH Arab Saudi Nurul Badruttamam menambahkan, petugas di bandara sudah melakukan sosialisasi dan imbauan kepada jamaah yang baru tiba di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Azis (AMAA) Madinah mengenai penggabungan kloter.

“Begitu tiba di bandara, jamaah kita beri tahu agar menempati hotel sesuai kloter keberangkatan. Tidak boleh berpindah,” kata Nurul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement