REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH -- Ketua Muassasah Asia Tenggara Muhammad Amin Hasan Andragiri menegaskan komitmen untuk melayani jamaah asal Indonesia seperti layaknya saudara.
Berbagai persiapan sudah dilakukan agar jamaah haji Indonesia merasa nyaman dan senang ketika melakukan ibadah di Makkah, Arafah, Mudzalifah, dan Mina.
Amin menyatakan bahwa jamaah haji Indonesia bukanlah jamaah haji biasa. Bagi muassasah dan maktab, pelayanan jamaah haji asal Indonesia juga berarti melayani keluarga.
“Di dalam hati, kita ikhlas ingin melayani jamaah haji Indonesia. Darah kita dari sana, asli kita dari sana. Celana, baju, kaca mata kita dari sini (Saudi), tapi darah kita dari Indonesia,” kata Amin pada malam taaruf Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Makkah dengan pengurus muassasah dan maktab di Hotel Grand Al Aseel Aziziyah, Makkah, Kamis (27/8).
Muassasah adalah lembaga swasta yang ditunjuk oleh Pemerintah Arab Saudi untuk membantu pelayanan haji seperti penyediaan transportasi, pemondokan, dan katering. Muassasah memiliki sejumlah maktab untuk mengelola pemondokan jamaah haji Indonesia, termasuk tenda di Armina.
Pengurus Muassasah Asia Tenggara dan Maktab banyak diiisi oleh orang-orang Arab keturunan Indonesia. Misalnya, ayah dari Amin berasal dari Indragiri Riau dan ibu dari Madura, Jawa Timur.
Pengurus lainnya ada yang berasal Banjar, Palembang, termasuk juga salah satu cucu KH Nawawi Al-Bantani yang sekarang menjadi dosen matematika di Universitas Umm Al-Qura.
Sebagian juga masih bisa berbahasa Indonesia atau Melayu. Amin pun dapat berbicara dengan bahasa Indonesia yang mudah dipahami. “Waktu kecil, Bapak dan Ibu kami mengajari bahwa jamaah haji Indonesia bukan jamaah biasa, tetapi saudara,” kata Amin.
Amin pun menyatakan, layanan haji tahun ini bakal lebih baik dari tahun sebelumnya. Amin juga berharap jamaah haji Indonesia mendapat haji mabrur.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
