REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Sebanyak empat jamaah haji asal Embarkasi Padang, Sumatra Barat (Sumbar) menjadi korban runtuhan mobile crane di bagian timur Masjidil Haram yang merupakan tempat untuk sa'i, Jumat kemarin.

"Sampai saat ini, jamaah dari Embarkasi Padang yang dapat musibah karena robohnya perlengkapan renovasi ada empat," kata Plt Kepala Bidang Penyelenggaran Haji dan Umroh (PHU) Kanwil Kemenag Sumbar, Damri Tanjung di Padang, Sabtu (12/9).

Dikatakannya, berdasarkan informasi yang diterima dari Siskohat diketahui keempat jamaah tersebut adalah Tri Murti Ali (65 tahun) kloter Padang 003 asal Kabupaten Solok; Zulfitri Zaini Haji (56) Kloter Padang 003 asal Kabupaten Solok; Zainiwarti Munaf Umma (64) kloter 004 asal Kota Bukittinggi; dan satu jamaah asal Bengkulu, Ali Sabri Salamun (51) kloter 007.

Keempat jamaah tersebut dikabarkan mengalami luka-luka di bagian tubuh akibat terkena percikan semen beton. "Mereka ini sedang dirawat intensif di RSAS Makkah," ujar Damri.

Ia mengatakan, sejauh ini belum berkoordinasi dengan pihak keluarga dari jamaah yang menjadi korban mobile crane di Makkah. Sebab, kata dia, pihak Kemenag Sumbar tidak ingin membuat khawatir keluarga dari korban. Saat ini, petugas di Dakker Makkah masih terus memantau kondisi para jamaah, terutama dari Kloter Padang.

"Kita tidak ingin ada kecemasan, karena kan sedang dilakukan pengobatan secara intensif. Mudah-mudahan bisa segera pulih," tuturnya.

Sebelumnya, angin kencang yang melanda Kota Makkah, Arab Saudi, menjungkalkan sebuah mobile crane besar di Masjidil Haram, Jumat (11/9). Crane itu menimpa lantai tiga bangunan di bagian timur Masjidil Haram yang merupakan tempat untuk sa'i.

Sebagian menara crane itu terjatuh di pinggir area mataf. Peristiwa ini menyebabkan 107 jamaah meninggal dan 145 luka-luka. Korban berasal dari berbagai Negara yang sedang beribadah di Masjidil Haram, termasuk 33 diantaranya jamaah haji asal Indonesia.

Ikuti Whatsapp Channel Republika