REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Pihak Kementerian Agama Kabupaten Bandung Barat (KBB) memberikan penjelasan terkait meninggalnya salah satu warga Cibogo, Lembang, KBB, Iti Rasti binti Darmini (57 tahun) dalam peristiwa jatuhnya crane di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, pada Jumat (11/9) sore kemarin waktu setempat.
Salah seorang staf Penyelenggaran Haji dan Umrah Kemenag KBB, Ahmad Fikri Firdaus, menuturkan, berdasarkan informasi yang diperolehnya dari Makkah, yakni dari Ketua Rombongan 8 Ishak Sopandi dan Ketua Kloter Tsani Yunawan, bahwa selepas salat Jumat, sekitar jam 5 sore, terjadi badai pasir dan hujan.
"Jadi kata pak Haji Ishak, selepas shalat Jumat pukul lima sore, ada badai pasir, hujan. Jamaah jadi panik," tutur Fikri saat berbelasungkawa ke rumah keluarga Iti di Kampung/Desa Cibogo, Lembang, KBB, Sabtu (12/9).
Dalam kondisi itulah, jamaah haji di Masjidil Haram mulai panik. Korban tewas, yakni Iti, saat di Masjidil Haram sedang bersama enam jamaah yang lain. "Bahkan Ibu Iti sempat pingsan," kata Fikri.
Keenam jamaah lain yang sedang bersama Iti, selamat. Namun, ada beberapa yang terkena luka lecet. Setelah melihat kondisi Iti, keenam jamaah menggotong Iti untuk dibawa ke rumah sakit terdekat. Iti saat kejadian tengah berada di wilayah Sa'i dan tawaf.
Fikri menambahkan, dari catatannya, Iti memiliki riwayat penyakit jantung. Debenarnya, ibu dari tiga anak itu tidak tertimpa crane. Karena itu, ada kemungkinan, kata dia, Iti meninggal akibat riwayat penyakit yang dimilikinya. "Kebetulan Bu Iti punya penyakit jantung. Jadi sebenarnya ia enggak tertimpa," katanya.
Jenazah Iti diketahui sedang diurus oleh pihak penyelenggara haji yang tengah berada di Makkah, Arab Saudi. Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama Kabupaten Bandung Barat, Rahmat Hidayat menuturkan, berdasarkan informasi dari ketua rombongan 8 dan ketua kloter di Makah, pengurusan jenazah Iti sedang diurus.
Pemakamannya saat ini masih harus menunggu kehadiran semua pihak, baik itu dari keluarga, pihak pemerintah Arab Saudi, pemerintah Indonesia, dan perwakilan dari kloter.
"Jenazah betul dimakamkan di Saudi. Biasanya jenazah itu tidak bisa dipulangkan dari sana, ini sudah jadi aturan dari pemerintah Arab Saudi," kata Rahmat, Sabtu (12/9), saat mendatangi kediaman keluarga Iti di Kampung Cibogo, Desa Cibogo, Kecamatan Lembang, KBB.
Lanjut dia, pengurusan jenazah diurus oleh pihak pemerintah Arab Saudi, dengan dibantu oleh pihak sektor dan maktab. Dari informasi yang diperoleh Rahmat, korban akan dimakamkan di daerah Tsaraya, yang masih berada di sekitar Makkah.
"Upaya Kemenag saat ini, kami akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait. Khawatir ada info yang simpang siur," tuturnya.