REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Jamaah haji dari seluruh dunia akan melakukan puncak haji, yaitu wukuf di Padang Arafah, pada Rabu (23/9). Wukuf bukan sekedar berdiam di Padang Arafah, namun juga memantapkan diri untuk merevolusi akhlak sehingga dapat memberikan manfaat bagi sesama.
Naib Amirul Hajj Masdar Farid Mas’udi mengatakan, cita-cita tertinggi ibadah haji menjadi haji mabrur. Untuk mencapai itu, orang yang berhaji harus menjaga martabat dan kehormatan sebagai seorang haji.
Karena itu, orang yang berhaji harus melakukan revolusi akhlak di Padang Arafah. "Begitu pulang harus ada revolusi mental. Revolusi akhlak juga agar masyarakat merasakan antara yang haji dan belum berhaji berbeda, meningkat lah," kata Masdar, Kamis (17/9).
Rais Syuriah PB NU ini menyatakan revolusi akhlak itu dapat dilakukan melalui hubungan dengan Allah dan hubungan sesama manusia. Dalam konteks hubungan dengan Allah atau hablumminallah, orang yang berhaji harus lebih giat melakukan ritual ibadah.
Dalam konteks hubungan dengan sesama atau hablumminannas, orang yang berhaji harus lebih mementingkan kepentingan sosial. Jika sebelum berhaji pelit maka pulang berhaji harus lebih dermawan dan mengulurkan tangan bagi orang yang memerlukan.
"Jadi harus seimbang antara hablumminallah, kesalehan simbolik vertical atau kesalehan personal, dengan kesalehan sosial terhadap sesama," kata Masdar.