REPUBLIKA.CO.ID, MINA -- Sebanyak 225 jamaah hilang atau belum kembali ke tenda di Mina sejak kejadian di Jalan 20, Mina, Arab Saudi, Kamis (24/9) pagi. Hingga kini, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi masih menelusuri rumah sakit, pemondokan, dan Masjidil Haram, untuk mencari jamaah.
Seperti dilaporkan wartawan Republika, Ratna Puspita dari Makkah, Kepala Daerah Kerja Makkah PPIH Arab Saudi Arsyad Hidayat mengatakan ratusan jamaah yang belum kembali ke tenda di Mina itu berasal dari tiga kelompok terbang (Kloter).
Dia memerinci, 14 orang berasal dari Kloter BTH 14 Embarkasi Batam, 19 orang dari Kloter SUB 48 Embarkasi Surabaya, dan 192 orang dari Kloter JKS 61 Embarkasi Jakarta-Bekasi.
"Ketiga kloter ini maktabnya bertempat di Mina Jadid," ujar Arsyad, Jumat (26/9). Kloter BTH 14 tinggal di Maktab 1 Mina, SUB 48 tinggal di Maktab 2 Mina, dan JKS 61 tinggal di Maktab 7 Mina.
Arsyad menyatakan, PPIH Arab Saudi terus berupaya mencari para jamaah yang hilang setelah peristiwa di Jalan 204. Langkah pertama yang dilakukan, yaitu menginventarisir data jemaah dari para ketua kloter yang pada waktu tersebut diduga melintas di sekitar tempat kejadian.
PPIH Arab Saudi juga melakukan penyisiran jamaah yang dirawat di seluruh rumah sakit milik Pemerintah Arab Saudi di Kota Makkah. Dia menambahkan, rumah sakit yang disisir seperti RS Al Noor, RS King Abdullah, dan RS Jizrul Mina.
Arsyad menuturkan, PPIH Arab Saudi juga mengerahkan petugas pengamanan untuk mencari di semua pemondokan dan Sektor Khusus untuk mengecek di Masjidil Haram. Sebab, ada kemungkinan jamaah yang belum kembali ke tenda di Mina karena pulang ke pemondokan.
Dia menuturkan, kemungkinan jamaah pulang ke pemondokan. Sebab, lokasi tenda di Mina Jadid lebih jauh ke Jamarat daripada pemondokan mereka. Jarak dari pemondokan ke jamarat sekitar tiga sampai empat kilometer, sedangkan jarak dari tenda di Mina Jadid ke Jamarat mencapai tujuh kilometer.
Jika hendak mabit atau menginap maka jamaah akan menginap di pelataran Jamarat. Setiap malam ketika rangkaian ibadah haji di Mina, banyak jamaah yang memutuskan menginap di Jamarat. "Kemungkinan lainnya, mereka tersesat," kata Arsyad.
Kepadatan terjadi di Jalan 204 ketika jamaah yang hendak menuju Jamarat bertemu dengan jamaah yang pulang dari Jamarat ke tenda di Mina. Ribuan jamaah pun berdesak-desakan dan terinjak-injak di ruas selebar 12 meter tersebut.
Akibatnya, 717 jamaah meninggal dunia dan sekitar 863 jamaah juga mengalami luka-luka. Musibah tersebut adalah yang terburuk dalam 25 tahun terakhir. Tragedi paling buruk terjadi pada musim haji Juli 1990 ketika 1.426 orang jemaah tewas akibat kehabisan oksigen saat berdesakan di terowongan Mina.