REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perasaan haru bercampur bahagia menyelimuti perasaan jamaah haji yang baru tiba di Tanah Air. Bahagia karena dapat meyelesaikan prosesi ibadah haji.
Namun, keharuan juga tergambar di wajah mereka karena lolos dari dua insiden besar yang memakan banyak korban, jatuhnya crane di Haram dan berdesakan di Mina.
Rona bahagia juga terlihat pada salah satu wajah jamaah asal Kabupaten Tasikmalaya. Nai (48 tahun), tak henti mengucap syukur ketika pesawat yang mengangkutnya bersama ratusan jamaah lain berhasil mendarat dengan sempurna di Bandar Udara Halim Perdana Kusuma, terminal Selatan, Jakarta Timur.
Ia pun merasa puas dehgan pelayanan haji yang ia terima. "Alhamdulillah.. saya diberi kelancaran dan keselamatan sehingga bisa kembali bertemu dengan keluarga," ujar Nai saat ditemui Republika di Bandara Halim, Rabu (30/9).
Nai yang juga berprofesi sebagai guru agama di Madrasah Aliyah di Tasikmalaya, mengaku pada saat kejadian jatuhnya alat berat crane, ia baru saja kembali dari melaksanakan ibadah di Masjid Haram dan sedang berada di maktab.
Jarak antara maktab dengan peristiwa crane 800 meter. Sedangkan antara maktab di Mina dengan insiden desak-desakkan menuju jamarat berjarak sejauh tiga kilometer.
Begitu pula dengan insiden berdesak-desakkan Mina, Nai saat itu berhasil lolos karena ia telah menyelesaikan prosesi lempar jumrah. "Alhamdulillah saya bersyukur diberikan yang terbaik," ucapnya lagi.
Saat kejadian itu, Nai mengaku sangat khawatir. Sebagai wujud rasa syukur atas kelancarannya beribadah di Tanah Suci, Nai yang berangkat bertiga bersama istri dan ibunya berencana akan mengadakan syukuran sesampainya di rumah.