REPUBLIKA.CO.ID, MANJUNG -– Ketika Abdul Muluk Ishak (71) hilang pascajatuhnya crane di Masjidil Haram, musim haji kemarin, keluarga memohon keajaiban supaya lelaki itu selamat.
Abdul Muluk adalah jamaah haji asal Pantai Remis, Perak, Malaysia. Ia berangkat ke Tanah Suci bersama istrinya, Embon Ibrahim. Doa itu terkabul ketika Abdul Muluk ditemukan hidup.
Tapi, yang hilang kembali, yang ada pergi. Selang beberapa hari setelah Abdul Muluk ditemukan, keluarga harus berlapang dada menerima berita kematian Embon Ibrahim. Ia terpaksa menyerah lantaran terkena pneumonia di Makkah, Jumat (9/10) lalu.
Anak ketiga mereka, Faridatul Abdul Muluk (39) mengatakan Embon meninggal di rumah sakit setelah menerima perawatan selama sebulan terakhir. “Terakhir kali kami berbicara dengan ibu, dia terdengar bahagia karena ayah ditemukan selamat setelah insiden tragis itu,'' kenang Faridatul Muluk.
Sebelumnya, kenang Faridatul dengan air mata menggenang, saat ditemui di rumahnya di Taman Pantai Wang, dekat Kampung Sungai Batu, dilansir dari New Straits Times Online, Senin (12/10), dia tidak enak badan dan telah kehilangan selera makan.
Faridatul menambahkan, saudara kandungnya telah kehilangan kontak dengan kedua orang tua mereka selama hampir tiga minggu karena Muluk dan istrinya tidak membawa ponsel. Mereka seharusnya kembali ke Malaysia, 30 September, tetapi tertunda mengingat kondisi kesehatan Embon.
Putra bungsu pasangan itu, Abdullah Mubarak (28), mengaku sedih dengan kabar tersebut. Pasalnya, sang ibu telah berencana untuk melamarkan kekasihnya seusai menunaikan ibadah haji. “Itu mimpinya setelah pulang dari tanah suci, tapi Allah lebih mencintainya,” ungkap Mubarak pasrah.