REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Mulai pelaksanaan haji tahun ini, pemerintah memprioritaskan jamaah berusia 75 tahun ke atas. Tahun lalu, jamaah yang diproritaskan 83 tahun ke atas namun tahun ini pemerintah membuat kebijakan baru.
Jamaah berusia lanjut tersebut, akan diutamakan karena pada musim haji 2-3 tahun ke depan bertepatan dengan musim panas. "Dalam 2-3 tahun ke depan wukufnya pas musim panas. Daya tahan (lansia) enggak kuat. Jangan sampai pas puncaknya tidak tahan," ujat Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ledia Hanifa, kepada wartawan di Bandung akhir pekan lalu.
Saat ini, kata Ledia, secara nasional jumlah calon jamaah berusia 83 tahun ke atas mencapai sekitar 2.500. Sehingga, dalam setiap tahunnya akan diberangkatkan antara 700-800 calon jamaah berusia senja tersebut.
"Dengan jumlah sisa kuota, (jamaah 83 ke atas) diharapkan bisa dikurangi lagi," katanya.
Tidak hanya itu, kata dia, keluarga calon jamaah lansia yang menjadi pendamping akan mendapat prioritas keberangkatan.
Hal ini dilakukan agar jamaah lansia mendapat pendampingan dari keluarga selama pelaksanaan haji di Tanah Suci. Tanpa pendampingan keluarga, petugas ibadah haji cukup kerepotan dalam menjaga jamaah lansia.
"Untuk memaksimalkan pendampingan. Tentu keluarga yang mendapat prioritas itu yang sudah daftar haji juga," katanya.
Oleh karena itu, Ledia meminta keluarga jamaah lansia yang sudah mendaftar haji agar segera memberitahukan hal tersebut ke masing-masing Kantor Wilayah Kementerian Agama. "Pendaftar haji keluarga jamaah lansia, diharapkan sudah mengajukan permohonan ke kantor Kemenag di kabupaten/kota.
"Ini akan mendampingi, akan ada pemberitahuan. Ini bagian upaya kita, agar tidak terlalu berat bagi jamaah haji lansia," katanya.