REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Salah satu kebiasaan jamaah Indonesia yang memicu kekhawatiran adalah kebiasaan menyeberang jalan tidak pada tempatnya. Di Indonesia mungkin kebiasaan tersebut masih mendapatkan pemakluman walaupun juga berbahaya.
Namun di Kota Makkah, yang memiliki kebiasaan mengemudi berbeda dengan di Tanah Air, kebiasaan itu bisa menjadi sangat berbahaya. Mobil di Kota Makkah dikenal memiliki kecepatan yang tinggi dan acap membelok mendadak. Mereka juga tidak terbiasa berurusan dengan orang yang menyeberang jalan sembarangan.
Oleh karena itu tercatat hingga hari ke-20 pemberangkatan jamaah haji terdapat dua kasus kecelakaan di Kota Makkah yang melibatkan jamaah Indonesia. Yang pertama terjadi pada Kamis (25/8/) saat sepasang suami istri dari embarkasi Surabaya tertabrak motor yang dikendarai oleh warga Arab Saudi di Jl Raya Ibrahim Al Halil, KM 1,7.
Menurut Kasie Perlindungan Jamaah Daker Makkah Wagirun Tupan Towinangun, Ahad (28/8) pasangan suami istri yang tinggal di pemondokan 905 itu hendak membeli pulsa di toko seberang jalan. Walau motor tersebut sempat mengerem, namun tabrakan tak terhindarkan sehingga pasangan tersebut luka-luka dan harus mendapatkan? perawatan di RS An Nur.
Kecelakaan lainnya terjadi di pemondokan 206 saat jamaah asal Padang menjadi korban tabrak lari saat menyeberang di kawasan Mahbas Jin. Pantauan di kawasan Mahbas Jin memang banyak jamaah yang menyeberang di jalan dan tidak menggunakan underpass karena berbagai alasan.
Sekalipun underpass yang tersedia memang tidak cukup akomodatif bagi jamaah lanjut usia ataupun pengguna kursi roda tapi menyeberang jalan tidak pada tempatnya akan jauh lebih tidak aman.