REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Hampir separuh dari calon jamaah haji (calhaj) asal Kota Malang memiliki risiko kesehatan. Sebanyak 40 persen dari 879 calhaj berisiko tinggi mengalami gangguan kesehatan selama berada di tanah suci.
Para calhaj yang berisiko terbagi atas dua yakni risiko sehat dan risiko sakit. Risiko sehat adalah calhaj yang berusia di atas 61 tahun dan berpotensi sakit karena usia lanjut. Sementara risiko sakit adalah mereka yang memilki penyakit bawaan sejak berangkat dari tanah air.
"Penyakit yang mendominasi calhaj antara lain hipertensi, diabetes, asam urat, dan kolesterol," kata Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Penyehatan Lingkungan Husnul Muarif pada Selasa (30/8) yang hadir dalam pemberangkatan calhaj mewakili Dinas Kesehatan.
Untuk mengantisipasi gangguan kesehatan selama menjalankan ibadah haji, Dinkes sudah mengimbau kepada seluruh jamaah agar membawa obat-obatan sesuai kebutuhannya. Risiko sakit selama di tanah suci semakin tinggi manakala suhu meningkat signifikan.
"Berdasarkan laporan terakhir yang kami terima, suhu di Arafah bisa mencapai 52 derajat celsius," terang Husnul. Kondisi ini dapat menyebabkan jamaah terserang heat stroke.
Heat stroke bisa terjadi pada jamaah segala umur namun potensinya lebih tinggi pada jamaah lanjut usia karena kadar air dalam tubuh semakin berkurang. Berbagai gejala yang diakibatkan cuaca panas ini misalnya dehidrasi hingga koma dan tak sadarkan diri.
Oleh karena itu, calon jamaah haji juga diimbau agar memakai pelindung seperti payung atau topi saat keluar. "Calon jamaah haji harus minum segelas air putih tiap dua jam sekali serta banyak mengonsumsi sayuran dan buah," jelas Husnul menambahkan.