REPUBLIKA.CO.ID,
MAKKAH -- Sebanyak 70 haji khusus dari travel Happy Prima Wisata dipindahkan dari tempat penginapan mereka yang terbilang tidak layak. Membayar biaya haji dengan kisaran 10.000 dollar AS - 12.000 dollar AS atau Rp 130 juta - Rp 157 juta, mereka mendapat fasilitas penginapan yang tidak ber-AC dan jauh dari Masjidil Haram dengan satu kamar diisi 12 orang.
‘’Dijanjikan akan ditempatkan di hotel bintang lima yang dekat dengan Masjidil Haram, mereka justru ditempatkan di tempat seperti ini. Mereka jelas sangat menyayangkan sekali layanan-layanan yang dijanjikan tidak ada sama sekali,’’ kata Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Ahmad Dumyathi Basori, saat menginspeksi tempat penginapan jamaah haji khusus tersebut di Shaukiyah, Makkah, Selasa (6/9).
Lokasi penginapannya berada di wilayah Shaukiyah yang berjarak sekitar 14 kilometer dari Masjidil Haram. Bahkan, menurut pengakuan jamaah, mereka harus pulang dari Masjidil Haram dengan naik bus dan kemudian harus berlari mengejar angkutan umum.
Ahmad mengatakan pihaknya awalnya mendapat laporan ada jamaah haji khusus ditempatkan di penginapan yang tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan pihak PIHK atau travel. Tim di bawah Kepala Seksi Pengendali PIHK (Penyelenggara Ibadah Haji Khusus) Daker Makkah, Muhammad Fahri, kemudian langsung melakukan sidak ke lokasi penginapan tersebut.
Tim menemukan sejumlah fakta seperti tempat penginapan mereka yang terbilang tidak layak. Sebagian WC banjir, tidak ada shower, air mandi hanya ditampung di ember, lift mati, tidak ada ruang lobi dan satu kamar diisi 12 orang.
Dalam rombongan tersebut, ada satu jamaah atas nama Zakaria Mattjik Salim dalam keadaan sakit. Tim saat itu juga langsung membawa Zakaria ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah untuk mendapatkan perawatan. ‘’Kita terus follow up informasi awal tersebut sampai mengambil beberapa tindakan hingga sekarang sampai tahap evakuasi,’’ katanya.
Fahri mengatakan pihak travel sudah bersedia memindahkan jamaah mereka ke tempat penginapan yang lebih baik di wilayah Anubah. Memang ada beberapa catatan dari travel ini. Tapi, minimal kita mengapresiasi atas kesediaan mereka memindahkan jamaahnya dari kamar yang seperti ini,’’ kata Fahri. ‘’Ketika kita tegur, mereka menindaklanjuti dengan memindahkan jamaah mereka ke tempat lebih baik.’’