REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Dirjen Penyelenggaraan Haji Umrah Kementrian Agama, Abdul Djamil, melakukan sidak ke hotel jamaah guna meninjau proses penimbangan koper bagasi jamaah. Hal tersebut sebagai bagian dari proses persiapan kepulangan jamaah kloter awal, 17 September mendatang.
‘’Persiapannya dalam bentuk cek bagasi penimbangan dalam rangka untuk mempersiapkan bagasi ini agar nanti ketika check in di bandara tidak ada masalah,’’ kata Abdul Djamil di Pemondokan 101 (hotel Nasamat Al Khair), Mahbas Jin, Makkah, Kamis (15/9) siang waktu Saudi.
Abdul Djamil mengatakan penimbangan bagasi jamaah di hotel masing-masing jamaah sangat penting karena tahun ini tidak ada city check in. Pada tahun lalu, masih ada city check in di Madinatul Hujjaj sebagai tempat pemeriksaan barang bawaan jamaah sebelum menuju bandara.
Hal tersebut memberikan waktu yang cukup bagi petugas untuk melakukan cek bagasi jamaah. Kini tidak ada lagi pengecekan di Madinatul Hujjaj. Karena itu, kata Dirjen, pengecekan bagasi jamaah dilakukan sejak di hotel masing-masing jamaah.
Pertama, kita mengecak untuk memastikan berat atau isi koper bagasi jamaah tidak melebih 32 kilogram. Yang kedua adalah jangan sampai ada air zamzam yang dimasukan dalam koper bagasi jamaah.’’Ini yang harus dicek karena membahayakan penerbangan dan memang dilarang memasukkan air dalam bagasi,’’ katanya.
Dirjen mengaku datang bersama tim untuk memastikan proses penimbangan bagasi berlansung sesuai ketentuan yang ada. Mereka sekaligus melakukan sosialisasi hal-hal atau benda-benda yang tidak boleh dibawa agar lancar proses penerbangan.
Abdul Djamil mengatakan aturan tersebut untuk kepentingan jamaah sendiri. Ketika berada di bandara, pengecekan akan menggunakan sinar x-ray sehingga keberadaan air zamzam di dalam koper akan bisa diketahui. Dan jika diketahui ada air zamzamnya di dalam koper, petugas pastinya akan melakukan pembongkaran dan akhirnya akan memperlama proses pemulangan.
‘’Jamaah sendiri yang akhirnya rugi. Makanya, kita beri penyuluhan sosialisasi demi untuk kenyamanan dan ketepatan pemulangan,’’ kata Abdul Djamil. ‘’Air di dalam bagasi itu berisiko untuk dibongkar. Kalau dibongkar di bandara jelang take off,maka hal itu akan menghambat dan yang dirugikan jamaah secara keseluruhan.’’