REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Kasi Katering Daker Makkah, Evy Nuryana Rifai, mengatakan pihaknya mendapat banyak masukan dari jamaah terkait menu katering jamaah. Rata-rata jamaah menginginkan adanya sayuran segar dalam menu makanannya. "Jamaah rata-rata minta menu sayur. Tapi, sayurannya memang adanya hanya itu," kata Evy di Syisyah, Makkah, Jumat (23/9).
Evy mengatakan untuk kapasitas banyak, pihak katering tidak bisa menyiapkan sayuran segar. Yang ada adalah sayuran frozen atau beku.
Menuru dia, pihaknya mungkin bisa menyediakan sayuran segar jika jumlah permintaannya kecil seperti misalnya hanya 1.000 orang. Tapi jika untuk melayani jamaah Indonesia yang mencapai ratusan ribu orang, pihaknya tidak mungkin bisa menyediakan kebutuhan sayuran segar.
Jamaah minta menu sayur diperbanyak dan bervariasi. Tapi yang selama ini disediakan kebanyakan adalah buncis, wortel, dan kacang polong. Bayam memang ada di Makkah, tapi jumlahnya sedikit dan hanya bisa untuk 100 orang. Begitu pula dengan tempe yang belum tentu tiap hari bisa didapat.
Ikan asin pun tidak bisa disediakan karena ada ketentuan dari Baladiyah bahwa bahan baku tidak boleh berbau. "Banyak juga yang minta ditambah harinya. Kenapa tidak panjang (harinya). Ini sudah menyangkut kebijakan," kata Evy.
Ada juga jamaah yang menanyakan kenapa makanannya tidak pedas. Untuk masalah selera ini, Evy mengatakan pihaknya pun sulit memenuhinya karena setiap jamaah seleranya beda-beda. Pihaknya akhirnya mengambil jalan tengah dengan mengambil selera yang mayoritas.
"Jadi tidak terlalu pedas. Itu juga untuk menjaga kesehatan jamaah juga," katanya. Selain itu juga masakan tidak boleh terlalu asin karena banyak yang hipertensi. Dia mengatakan kalau mau pedas, jamaah bisa membawa sambal dari Indonesia. Dan jika kurang asin, mereka juga bisa menambahkan garam.
Evy juga mendapati ada jamaah di Sektor 608 yang tidak mengetahui bahwa jamaah selama berada di Makkah mendapat jatah makan 2x12 hari. Hal tersebut mungkin karena kurang sosialisasi di daerah sehingga jamaah asal Lombok itu tidak tahu dan akhirnya membawa bahan makanan mentah dari daerahnya.
"Setelah tahu, mereka merasa senang, Alhamdulillah. Tapi, saya berharap itu sudah disampaikan sejak di Tanah Air. Mungkin ini nanti akan dititipkan saat pelaksanaan manasik," katanya.