REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibadah haji dan umrah merupakan sebuah perjalanan spiritual yang paling didambakan oleh seluruh umat Muslim. Tidak semua orang memiliki kesempatan untuk menunaikan rukun Islam yang kelima tersebut, atau berkunjung ke Baitullah untuk melaksanakan ibadah umrah selama sepuluh hari.
Seseorang harus memiliki kemampuan fisik, spiritual, dan finansial yang memadai agar dapat menunaikan perjalanan ke Baitullah. Lantas, bagaimana jika kesempatan tersebut datang kepada para wanita yang sedang mengandung?
Tidak ada larangan bagi para wanita yang sedang hamil untuk menjalankan ibadah umrah. Asma binti Umais, istri dari Muhammad bin Abu Bakar, pernah melaksanakan ibadah haji ketika beliau tengah hamil tua hingga akhirnya beliau melahirkan di miqat.
Ibadah haji dan umrah dapat dikatakan sebagai ladang untuk berjihad bagi para wanita. Aisyah radiyallahuanhupernah bertanya kepada Rasulullah SAW: “Wahai Rasulullah, apakah kaum wanita memiliki kewajiban untuk berjihad?” Kemudian, Rasulullah pun menjawab, “Ya, betul. Bagi mereka, ada kewajiban jihad yang tidak ada perangnya. Jihad bagi kaum kalian adalah berhaji dan umrah.” (H.R. Imam Ahmad dan Ibnu Majah).
Sebelum keberangkatan ke Tanah Suci, wanita hamil wajib untuk mengkonsultasikan kondisi kesehatan, baik bagi janinnya maupun dirinya. Bagi wanita hamil, melakukan perjalanan dengan pesawat merupakan hal yang tidak membahayakan janin, asalkan kesehatannya dalam kondisi yang stabil.
Jika perlu, wanita hamil bisa meminta vitamin khusus dari dokter untuk menjaga stamina selama beribadah umrah. Serta jangan lupa pula untuk membawa rekam medis serta nomor-nomor yang dapat dihubungi dalam keadaan darurat.
Untuk mengurangi risiko kelelahan akibat perjalanan jauh menuju tempat ibadah, wanita hamil memilih lokasi akomodasi yang dekat dari Masjidil Haram dan Kaabah. Para calon ibu itu juga bisa mendiskusikan hal tersebut dengan travel umrah yang mereka pilih. Selain dapat melihat langsung dari kamar hotel, para wanita hamil pun tidak perlu berjalan terlalu jauh untuk menuju Kaabah.
Cuaca di Tanah Suci yang terkenal terik dan kering rentan menimbulkan dehidrasi, terlebih lagi bagi wanita hamil. Untuk itu, para calon ibu itu harus memastikan bahwa cairan yang masuk ke tubuh dapat mencukupi kebutuhan aktivitas ketika beribadah umrah. Selain itu, hindari makanan dan minuman yang menimbulkan efek kepada saluran pencernaan dan kandung kemih.