IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Rasulullah berumrah sebanyak tiga kali sepanjang hayatnya. Ketika undangan berumrah datang dari-Nya, Ustaz Budi Prayitno dari Mi'raj Tour and Travel, Bandung, Jawa Barat, menganjurkan agar kita memperlakukan seolah umrah ini adalah yang terakhir.
Persiapkanlah segala sesuatu yang dapat membuat ibadah semakin khusyuk. Ketika menunaikan umrah bersama keluarga besar karyawan dan mitra Elcorps pada 25 Februari-6 Maret, ihram.co.id merasakan betul pentingnya Muslimah mengetahui sejumlah hal berikut.
Sepatu tawaf
Tak jarang, Muslimah memilih untuk mengenakan alas kaki ketika tawaf dan sa'i. Sepatu tawaf dan sa'i yang bersol lembut memang membuat kaki lebih nyaman untuk berjalan jauh. Apalagi, jika sepatu itu ada antiselipnya.
Sepatu tawaf bisa didapatkan dengan mudah di toko-toko yang tersebar di sekitar penginapan jamaah. Harganya 10 riyal, kurang lebih setara dengan Rp 37.500. Sebaiknya, sebelum membeli, pastikan ukurannya pas di kaki Anda.
Kalaupun sudah pas ukurannya, tetaplah waspada akan kemungkinan terburuk. Pertimbangkan risiko sepatu tawaf/sa'i terlepas saat tawaf/sa'i. Sepatu yang pas sekalipun masih mungkin terlepas lantaran terpijak oleh jamaah di belakang Anda. Ini bukan satu-dua kali terjadi. Di sepanjang jalan mengitari Ka'bah atau lintasan Safa-Marwah, ada saja sepatu tawaf/sa'i maupun kaos kaki jamaah yang tercecer dan terpijak saat tawaf/sa'i.
Mengingat padatnya jamaah, Anda bisa kesulitan untuk mengenakannya kembali. Ketimbang memaksakan diri membenarkan posisinya, kalau belum lepas sepenuhnya, copot saja sekalian dan simpan di dalam tas.
Kaos kaki
Sebetulnya, tanpa alas kaki pun, tawaf dan sa'i pun tak terasa memberatkan. Pastikan saja kaos kaki Anda tidak terlalu tipis dan licin, seperti bahan stocking. Kaos kaki berbahan campuran katun atau spandex dengan nylon/rayon cukup nyaman untuk dikenakan.
Selain lebih tebal ketimbang stocking, bahan tersebut juga lebih menyerap keringat. Akhwat sangat disarankan untuk mengenakan kaos kaki yang panjangnya melebihi mata kaki dan pastikan juga ukurannya pas di kaki agar tak mudah terlepas andaikan terpijak jamaah lain.
Ada kalanya saat mencoba mencium hajar aswad, kita berdesakan dengan jamaah lain. Semua mencoba mempertahankan kakinya agar tetap kokoh memijak lantai. Ketika itu, ada saja kaki jamaah lain yang menginjak kaki kita sementara kita berusaha menghindar.
Kejadian seperti itu riskan membuat kaos kaki akhwat tertarik oleh pijakan jamaah lain. Anda tentu tak ingin cedera ataupun menampakkan aurat lantaran sobek kaos kakinya kan?
Jilbab
Pakailah inner yang pas dan nyaman. Saat berdesakan, khimar, bergo, scarf, ataupun pashmina Anda mungkin saja akan tertarik atau terjepit tubuh jamaah lain. Dengan memakai dalaman, jilbab niscaya tak akan mudah bergeser ataupun terlepas dari kepala.
Sports bra
Kondisi Makkah di bulan Maret tergolong dalam suhu yang nyaman. Sejuknya angin malam dan pagi tak sampai membuat menggigil. Terlebih saat tubuh terus bergerak mengitari Ka'bah sebagai bagian dari rukun umrah maupun pengganti tahiyatul masjid.
Mengingat ini adalah ibadah yang menuntut fisik terus bergerak, ada baiknya akhwat mengenakan pakaian dalam yang paling nyaman. Sports bra dan bra tanpa kawat dengan bahan yang menyerap keringat cocok untuk dikenakan selama di Makkah. Tawaf di pukul dua dini haripun tetap membuat Anda banjir keringat, meski tak kegerahan.
Tas kecil berikut isinya
Pastikan isi tas tak membebani perjalanan tawaf/sa'i Anda atau menghalangi jamaah lain. Agar tak memberatkan, bawa barang seperlunya saja saat tawaf/sa'i. Di Masjidil Haram, Alquran tersedia dalam jumlah yang memadai untuk dipinjam. Tinggalkan saja Alquran pribadi Anda di penginapan. Alternatifnya, mengajilah dengan aplikasi Alquran di ponsel.
Jika Anda terbiasa mengenakan mukena, sebaiknya langsung pasang sejak dari penginapan. Dengan begitu isi tas Anda akan lebih ringan. Lantas, bawalah botol kosong di dalam tas untuk diisi air zamzam selepas tawaf. Agar tak berat saat dibawa tawaf/sa'i, usahakan botol minum sudah kosong atau tak telalu penuh. Galon air zamzam tersedia di banyak titik strategis di Masjidil Haram. Anda tak akan kesulitan mengisi ulang botol air minum.
Selain itu, masukkan sapu tangan handuk atau tisu ke dalam tas. Tanpa terasa, bulir-bulir air mata kerap menganak sungai di pipi. Kalau Anda memakai tisu, pastikan tisu bekasnya tidak tercecer. Bawa kantong kecil atau selipkan di tas hingga Anda menemukan tempat sampah.