REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Anggota DPRD Kota Pekanbaru mendukung wilayah setempat menjadi embarkasi haji antara sebagai langkah efisiensi para calon haji. Namun, perlu persiapan matang dalam mendukung program yang dicanangkan oleh pemprov.
"Kalau tidak justru bukan esifiensi yang diperoleh akan tetapi pemborosan," kata anggota Komisi III DPRD Pekanbaru Zulkarnain di Pekanbaru, Sabtu (25/3)
Zulkarnain mengatakan, jika Pekanbaru menjadi embarkasi haji antara maka akan memberikan banyak manfaat bagi Pekanbaru. Selain akan tumbuh bisnis baru bagi perekonomian daerah yang utama mampu memberikan penghematan biaya bagi jamaah calon haji. Mempersingkat waktu perjalanan haji, sekaligus menghindari kelelahan fisik bagi calon jamaah haji.
Sebelumnya, jamaah calon haji harus menginap dulu di Batam lalu subuh buru-buru berangkat, dan delapan jam dalam penerbangan menuju Madinah. "Fisik jamaah haji akan kelelahan, biaya bertambah," tuturnya.
Kalau Pekanbaru jadi embarkasi, maka jamaah calon bisa langsung berangkat ke Madinah lewat Sultan Syarif Kasim II, transit di Hang Nadim. "Jika embarkasi antara Pekanbaru bisa terwujud akan memberikan banyak kebaikan," ujarnya.
Karena itu, kata Zulkarnain untuk menjadi embarkasi antara Pekanbaru harus berbenah. Sebab akan menjadi tempat persinggahan ribuan para calon haji sebelum berangkat dari Bandara Sultan Syarif Kasim II menuju Hang Nadim dan lanjut ke Madinah.
Dalam persinggahan, butuh asrama yang layak dan cukup menampung para calon haji. "Penginapan yang ada bagi para jemaah calon haji harus senyaman mungkin, karena kalau akan berangkat keesokan harinya maka diinapkan dulu," terangnya.
Selain asrama, sarana penunjang lainnya juga perlu disiapkan seperti alat transportasi, katering makanan dan berbagai layanan lainnya. "Pekanbaru harus jauh-jauh hari memikirkan itu, sebab akan ada ribuan yang menunggu di embarkasi antara tersebut," urainya.
Menurutnya, kalaupun tidak menginap karena ada beberapa kabupaten yang dekat dan bertetangga seperti Siak, Pelalawan, Kampar, dan Pekanbaru sendiri, maka perlu juga persiapan lokasi titik kumpul yang utuh tidak berpencar. "Untuk Pekanbaru bisa saja tidak diinapkan tetapi harus ada satu tempat titik kumpul misalkan Mesjid Agung," ujar Zulkarnain.
Sebelumnya, Kepala Seksi Pembinaan Haji dan Umroh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau Asril terus melakukan upaya agar terwujud Pekanbaru sebagai embarkasi 2017. "Mudah-mudahan embarkasi yang kita cita-citakan dapat dikabulkan sehingga akan memudahkan jamaah melaksakan ibadah. Kini masih proses menunggu tim pusat," ujarnya.
"Di asrama antara itu calon jamaah sudah dibekali gelang ataupun identitas kemudian tetap diterbangkan ke Batam tapi hanya transit saja," katanya menambahkan.
Menurut data Kanwil Kemenag Riau jumlah jamaah haji setempat pada 2017 terbanya 5.010 jamaah. Porsi jamaah ini dibagi dari kabupaten/kota sebagai berikut, Pekanbaru 1.151, Kampar 789, Bengkalis 411, Indragiri Hulu 267, Indragiri Hilir 426, Dumai 190, Rokan Hulu 443, Pelalawan 413, Kuantan Sengingi 243, Siak 251, Rokan Hilir 350 dan Meranti 76 jamaah.