IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Defisit anggaran Arab Saudi turun 71 persen pada kuartal pertama tahun ini. Kementerian Keuangan arab Saudi menyambut gembira adanya penuruan defisit anggaran tersebut.
"Defisit anggaran Arab Saudi turun menjadi 26 miliar riyal atau 6,93 miliar dolar AS (sekitar Rp92,4 triliun) pada tiga bulan pertama tahun ini menyusul pemangkasan pengeluaran yang dilakukan karena pendapatan dari minyak turun drastis," kata Menteri Keuangan Arab Saudi Mohammed al-Jadaan, pada Kamis (11/5)
"Angka ini sangat menggembirakan dan jelas mencerminkan tujuan kami untuk mencapai keseimbangan anggaran pada 2020," katanya.
Defisit anggaran Arab Saudi semula diproyeksikan mencapai 53 miliar dolar AS (sekitar Rp 707 triliun) tahun ini. Ini adalah laporan anggaran pertama yang dikeluarkan kerajaan, yang bulan ini menyatakan akan mulai menerbitkan laporan kuartalan untuk meningkatkan transparansi.
Riyadh tengah berusaha meragamkan perekonomian yang sebelumnya sangat bergantung pada sektor minyak menyusul penurunan tajam harga minyak mentah pada 2014.
Tahun lalu, kerajaan itu mengumumkan rencana "Vision 2030" yang ditujukan untuk mengembangkan basis industri dan investasinya dan memajukan usaha kecil dan menengah guna membuka lebih banyak lapangan pekerjaan bagi warganya serta mengurangi ketergantungan pada pendapatan minyak.
Pada September, kerajaan membekukan gaji dan mengurangi tunjangan pegawai negeri yang meliputi banyak tenaga kerja sebagai bagian dari penerapan paket kebijakan penghematan. Raja Salman memulihkan tunjangan itu lewat dekret kerajaan bulan lalu.
Pada Oktober, kerajaan menggalang 17,2 miliar dolar AS dalam penawaran obligasi internasional pertamanya, demikian menurut warta kantor berita AFP.