Selasa 30 May 2017 14:18 WIB

Persiapan Akomodasi Haji Indonesia Rampung 100 Persen

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Agus Yulianto
Suasana lobby hotel tempat penginapan jamaah haji Indonesia di Madinah (Ilustrasi)
Foto: Republika/Amin Madani
Suasana lobby hotel tempat penginapan jamaah haji Indonesia di Madinah (Ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Persiapan akomodasi haji Indonesia telah rampung 100 persen. Akomodasi tersebut mencakup penginapan, transportasi, dan katering.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis, Selasa (30/5). "Alhamdulillah, persiapan penyediaan layanan akomodasi, transportasi, katering dan penginapan sudah selesai," kata dia, saat dihubungi Republika.co.id.

Dia menyampaikan, persiapan ini juga termasuk peningkatan layanan di sejumlah tempat. Sri menjabarkan, jamaah haji Indonesia pada 2017 akan menempati 155 hotel di Makkah. Hotel tersebut menyebar di enam wilayah dengan jarak terjauh sekitar 4.400 meter dari Masjidil Haram.

Sementara di Madinah, pemerintah telah bekerja sama dengan 17 penyedia hotel dengan kapasitas sudah terpenuhi. Jarak terjauhnya sekitar 1.200 meter dari Masjid Nabawi.

Sementara untuk transportasi, pemerintah Indonesia juga sudah menyelesaikan kontrak dengan sejumlah perusahaan bus. Layanan ini disesuaikan dengan jenis layanan jamaah haji. Mulai dari layanan antar kota hingga bus untuk transportasi harian.

"Tahun ini rute juga sudah di//upgrade// jadi ada bis 24 jam dari Masjidil Haram ke hotel yang jaraknya lebih dari 1.500 meter," kata Sri. Secara total, layanan transportasi melayani 11 rute, 46 halte dan tiga terminal akhir.

Pemerintah juga sudah bekerja sama dengan Organda Arab Saudi. Badan swasta yang dipercaya pemerintah Arab Saudi untuk mengantar jamaah haji ini akan mengurus jamaah dari bandara.

Selanjutnya untuk katering. Pemerintah telah menyelesaikan kontrak dengan 28 perusahaan. Kali ini, penyediaan makanan mengalami peningkatan dari 24 kali pada 2016 lalu menjadi 25 kali untuk di Makkah.

Sri pun menjamin ketersediaan air minum jamaah haji selama beribadah di tanah suci. Menurutnya, ada peningkatan jumlah pemberian air minum. Mulai dari sejak turun dari pesawat, di perjalanan, datang ke hotel, selama di hotel, hingga saat proses-proses beribadah.

"Ini untuk menjaga agar jamaah terpenuhi kebutuhannya, bisa fokus beribadah, lebih nyaman, dan tidak dehidrasi," kata Sri. Pengawasan terhadap distribusi makanan dan minuman juga dilakukan intensif mulai dari dapur hingga hotel.

Sampel makanan akan secara rutin diperiksa oleh ahli gizi. Sementara untuk di Armina, pemerintah bekerja sama dengan 18 perusahaan katering. Pemberian makan akan rutin tiga kali sehari. Dengan rincian sebanyak empat kali di Arafah dan 11 kali di Mina.

Menurut Sri, peningkatan pemberian makanan ini merupakan salah satu upaya dari pemerintah untuk melayani jamaah dengan lebih baik. Tahun 2014 lalu, jamaah menyiapkan makanan mereka sendiri baik dengan cara memasak maupun beli.

Namun sejak 2015, pemerintah mulai mengatur katering untuk jamaah. Awalnya 15 kali pemberian makan selama di Mekah. Pada 2016 ditingkatkan jadi 24 kali dan tahun ini jadi 26 kali. "Peningkatan layanan ini untuk kenyamaan jamaah," kata dia.

Layanan katering ini akan berhenti sejenak menyesuaikan dengan jadwal ibadah haji. Yakni mulai 5 Djulhijah dan mulai aktif kembali pada 15 Djulhijah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement