IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Ramadhan sudah berjalan setengah jalan dan tren jamaah umrah semakin menurun. Umrah di bulan Ramadhan terbilang lebih sedikit dibanding dengan umrah di bulan-bulan lainnya.
Direktur Utama Patuna Travel, Syam Resfiadi mengatakan, tren di Patuna maupun di travel lain hampir mirip. Menurutnya, trennya tetap ada, tapi tidak setinggi bulan reguler biasa. Untuk jamaah umrah akhir Ramadhan pun jumlahnya terus turun. "Karena mahal dan waktunya semakin mepet," kata Syam pada Republika.co.id, Selasa (13/6).
Menurutnya, penurunan bisa mencapai 200 persen. Mahalnya paket umrah Ramadhan dipengaruhi oleh harga-harga komponen termasuk akomodasi di tanah suci. Selain itu waktu pendaftaran pun cukup mempengaruhi.
Peningkatan harga bisa mencapai 50-200 persen dibanding bulan biasa. Sehingga, biasanya hanya ada paket untuk keberangkatan awal, pertengahan dan akhir Ramadhan dengan kuota tidak lebih dari 90 kursi. Patuna sendiri hanya menargetkan 100 pax untuk bulan Ramadhan kali ini.
Ketua Umum Asphurindo ini juga mengatakan, bulan Ramadhan adalah musim liburnya Arab Saudi. Sehingga, kuota yang disediakan pemerintah Saudi pun terbatas. Syam menyampaikan, keberangkatan jamaah umrah Ramadhan di Patuna Travel sudah berakhir 5 Juni kemarin.
Sementara, Asosiasi Pelaksana Haji, Umroh dan In-Bound Indonesia (Asphurindo) yang ia pimpin juga memberangkatkan 129 pax pada 6 Juni lalu. Jumlah ini sudah gabungan dari 23 travel anggota Asphurindo.