Ahad 02 Jul 2017 17:17 WIB

Prosesi Haji dari Arab pra-Islam Hingga Khutbah Wada'

  Jamaah haji memanjatkan doa di bukit Jabal Rahmah saat melaksanakan ibadah wukuf di Arafah, Senin (14/10).  (AP/Amr Nabil)
Jamaah haji memanjatkan doa di bukit Jabal Rahmah saat melaksanakan ibadah wukuf di Arafah, Senin (14/10). (AP/Amr Nabil)

Semenjak dahulu kala, sebelum Islam hadir di Makkah, orang Arab adalah pemuja berhala. Tempat sucinya adalah Ka'bah yang menjadi pusat pemujaan mereka. Di dinding Ka'bah dipenuhi aneka patung (berhala) dan berbagai gambar rekaan rupa malaikat.

Pada saat itu juga dikenal musim ziarah tahunan. Oang-orang dari berbagai wilayah dalam dan luar kawasan Arabia akan datang mengunjungi Ka'bah.

Suku Quraisy selaku 'tuan rumah' bertugas menghibur dan melayani para peziarah. Peneliti Shibli Nomani menyebutkan bahwa orang-orang 'Arab pagan' (penyembah berhala) memperkenalkan beberapa ritus suci selama ziarah mereka.

Berbeda dengan ibadah haji hari ini, orang 'Arab Pagan' pada saat itu tidak berjalan di antara perbukitan Safa dan Marwah dan tidak berkumpul di Arafah. Beberapa kelompok di antara mereka hanya menyepi selama seluruh proses  perjalanan ziarah ke Ka'bah.

Kecuali orang-orang dari suku Quraisy, para peziarah 'Arab pagan' itu akan melakukan berjalan mengelilingi Ka'bah (tawaf di masa kini) dalam keadaan telanjang.

Selama tahun-tahun awal kenabian Muhammad, di kala musim haji tiba Nabi Muhammad SAW berkesempatan untuk mengkhotbahkan Islam kepada orang asing yang datang ke Makkah untuk berziarah.

Pola haji saat ini memang didirikan oleh Nabi Muhammad SAW dengan  melakukan reformasi terhadap ziarah pra-Islam yang dilakukan oleh orang-orang Arab pagan itu.

Dan setelah Makkah ditaklukkan oleh umat Islam pada 630 M. Rasul Muhammad SAW langsung membersihkan Ka'bah dengan menghancurkan semua berhala pagan, dan mengkonsekrasi bangunan tersebut kepada Allah.

Setahun setelah itu,pada tahun 631 M, Abu Bakar memimpin 300 orang Muslim untuk berziarah di Makkah di mana Ali bin Abi Thalib menyampaikan sebuah khotbah yang menetapkan ritus baru haji dan membatalkan upacara pagan.

Ali  secara khusus menyatakan bahwa tidak ada lagi orang yang tidak beriman, kafir, dan telanjang diizinkan mengitari Ka'bah sejak tahun tersebut.

Pada tahun 632 M, sesaat sebelum wafatnya, Muhammad SAW melakukan ziarah haji satu-satunya dan terakhir dengan sejumlah besar pengikut. Saat itu beliau dan mengajarkan kaum Muslim mengenai ritus haji dan tata krama untuk melakukannya.

Ketika tinggal di dataran gurun Arafah (Wukuf), dia menyampaikan pidato terkenal - yang dikenal dengan Khutbah Wada' (Khotbah Perpisahan) yang berisi berbagai kepada mereka yang hadir di sana.

Isi khutbah Wada Rasullah di Arafah terdiri dari empat pesan. Pertama, “Inna dimaa-a-kum wa amwaalakum haroomun ‘alaikum” (Sesungguhnya darahmu dan hartamu haram atasmu sekalian).

Kedua, “Wa ribaal jaahiliyyati maudhu’un” (dan riba jahiliyah itu terlarang). Riba adalah perbuatan dosa dan memakannya  sama dengan memakan duri di neraka.

sumber : revolvy.com dan sumber lainnya
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement