Rabu 02 Aug 2017 20:13 WIB

Penjelasan Mengapa Jamaah Haji Diberi Sarapan Roti

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Gita Amanda
Dapur dan pengemasan katering untuk Calon Haji Indonesia di Madinah.
Foto: ROL/Ani Nursalikah
Dapur dan pengemasan katering untuk Calon Haji Indonesia di Madinah.

IHRAM.CO.ID, MADINAH -- Jamaah haji Indonesia di Madinah mendapatkan jatah tiga kali makan sehari. Makan siang terdiri atas nasi dan tiga lauk. Sedangkan makan malam terdiri atas nasi dan dua lauk.

Untuk makan pagi, jamaah mendapatkan roti croissant dan cup cake. Saat Republika bertemu sekelompok jamaah di depan Masjid Nabawi, mereka mengeluhkan hanya mendapat dua jatah makan.

Ternyata, mereka tidak menganggap roti sebagai sarapan. Bagi jamaah, belum makan jika belum mengonsumsi nasi.

Kabid Katering Daker Madinah Ahmad Abdullah menjelaskan saat ini tidak memungkinkan bagi Panita Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) melayani jamaah sebanyak tiga kali makan nasi.

"Alasannya, pertama, aspek kesiapan dari perusahaan itu sendiri, baik waktu produksi maupun distribusi yang sangat sulit, apalagi lokasi dapur cukup jauh dari jamaah," ujarnya, Selasa (1/8).

Kedua, pengawasan petugas sangat terbatas. Pemberian roti sebagai sarapan dinilai menjadi alternatif yang memungkinkan. Harapannya, jamaah tetap mendapat makanan di pagi hari.

Selain itu, jamaah juga mendapatkan pengembalian living cost yang diharapkan bisa jadi bekal selama di Madinah dan Makkah. Ahmad mengatakan kemungkinan menyediakan makan pagi terus dikaji oleh PPIH.

"Salah satu skema yang didiskusikan misalnya, mengontrak perusahaan yang khusus menyediakan sarapan pagi saja. Tapi hal ini juga masih ditimbang kemungkinan implementasinya pada musim haji mendatang.

Lantas, bagaimana mekanisme kontrol dalam distribusi katering untuk memastikan semua jamaah mendapatkan katering? Ahmad menjelaskan selain menyerap informasi dari Siskohat, petugas pelayanan kedatangan dan kepulangan, dan dari manifest, tim katering juga melakukan pengecekan data selama 24 jam melalui saluran komunikasi bravo.

"Tim pengawas juga terus menjalin komunikasi dengan petugas katering di tiap-tiap sektor. Jadi akurasi data kita sudah cukup berlapis. Bila terjadi kekurangan distribusi katering, kita sudah meminta pada perusahaan  menyiapkan cadangan sesuai kontrak," katanya.

Karenanya, jika ada kasus jamaah yang merasa belum mendapat katering, agar segera melapor ke ketua rombongan agar selanjutnya bisa dilaporkan ke petugas katering di pemondokan untuk bisa segera ditindaklanjuti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement