IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Pelayanan jamaah haji Indonesia selama di Arafah secara umum dinilai sangat layak. Selain tenda, jamaah juga mendapat layanan berupa fasilitas seperti pendingin udara dan air yang memadai.
Namun, ada satu catatan yang disampaikan jamaah haji asal Embarkasi Surabaya. Miskomunikasi terkait jatah konsumsi bagi jamaah yang didorong ke Arafah sejak Rabu (30/8) siang waktu Arab Saudi.
Menurut Karbon Purnomo, jamaah haji asal Embarkasi Surabaya Kloter 67, Informasi yang dia terima dari petugas, makan siang akan diberikan begitu jamaah yang sampai di Arafah Rabu (30/8) siang. Namun ternyata justru jamaah harus menahan lapar hingga malam hari. "Jamaah baru makan malam hari," kata dia seperti dilaporkan wartawan Republika, Nashih Nashrullah, dari Arafah, Arab Saudi, Kamis (31/8).
Dia menyesalkan miskomunikasi tersebut dan mestinya ada pemberitahuan sejak awal agar dirinya dan jamaah satu rombongan bisa mempersiapkan diri membawa bekal. Kendati demikian dia mengakui secara umum fasilitas selama di Arafah sudah sangat bagus.
Ketua KBIH Bi'ru Zamzam, KH Ahmad Suudi Sulaiman, menyarankan perbaikan komunikasi antara petugas kloter dengan jamaah. Hendaknya petugas kloter proaktif mendapatkan informasi yang valid dan segera memberitahukan kepada jamaah.
Peristiwa miskomunikasi layanan katering ini cukup memunculkan kekhawatiran di kalangan jamaah. Untung saja, ada sebagian jamaah yang membawa bekal berupa makanan kecil."Kebersamaan kita kuat," kata dia. Terkait layanan selama di Makkah dan Madinah secara umum, pihaknya mengapresiasi upaya pemerintah yang meningkatkan kualitas layanan.
Layanan prima selama di Arafah juga dirasakan Suparman. Jamaah haji asal Manado yang tergabung dalam Embarkasi Balikpapan Kloter 12 ini menilai fasilitas selama berwujuf di Arafah memadai. Dari segi toilet, ada toilet lantai tiga dengan jumlah toilet yang mencapai puluhan. Terkait katering, dia tidak menemukan kendala karena dia tiba di Padang Arafah pada Rabu (30/8) malam hari. "Alhamdulillah lumayan bagus," kata dia.