IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Oleh: Imron Baehaqi
Para rasul memiliki kelebihan dan derajat tertentu. Bahkan, ada yang Allah lebihkan dan diangkat derajatnya dari sebagian lainnya. Nabi Ibrahim, misalnya. Allah telah mengangkat derajatnya sekaligus menjadi suri teladan yang baik (uswah hasanah) bagi umat manusia.
Alquran menegaskan, "Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya." (QS al-Mumtahanah:4). Karena itu, keniscayaan bagi kita mempelajari dan meneladani Nabi Ibrahim. Pertama, menjaga dan menguatkan kesucian akidah. Inilah perkara pokok dalam beragama, yang merupakan pintu keselamatan dan kebahagiaan.
Nabi Ibrahim datang kepada Tuhannya dengan jiwa yang suci mengandung makna. Nabi Ibrahim menyerahkan diri, jiwa, dan raganya hanya kepada Allah, bersedia melaksanakan apa saja yang diperintahkan Allah dengan penuh kesadaran dan ketulusan.
Dengan kata lain, dirinya menolak segala sesembahan kepada selain-Nya dan mencegah apa pun bentuk kemusyrikan. Kedua, sabar dalam segala hal, terutama sabar dalam menunaikan amal ibadah. Karena sifat inilah keduanya dapat melaksanakan ujian berat, yakni berupa ritual penyembelihan. Seharusnya ini melekat pada diri setiap Mukmin. Lebih-lebih bagi saudara-saudara kita yang sedang menunaikan ritual ibadah haji, mutlak menjaga sifat ini.
Ketiga, meyakini kekuatan doa. Alquran telah mengabadikan doa-doa yang dimunajatkan oleh para nabi dan rasul, termasuk doa Nabi Ibrahim. Hal ini memberi pesan tentang pentingnya berdoa dalam setiap kebutuhan dan kesulitan yang dialami.
Oleh karena itu, tidak dibenarkan bagi kita melalaikan dan menyia-nyiakan amalan doa ini, apalagi bagi yang berkesempatan untuk berdoa di tempat-tempat dan waktu yang mustajab. Keempat, spirit membina keluarga ideal. Keluarga Nabi Ibrahim telah memberi teladan yang baik dalam membina keluarga harmonis dan rukun. Misalnya, kesetiaan Ibrahim dan kedua istrinya, Sarah dan Siti Hajar.
Kelima, melahirkan generasi yang baik. Kesungguhan Nabi Ibrahim ketika memohon supaya dianugerahi keturunan yang saleh menjadi isyarat pentingnya orang tua mewujudkan tujuan mulia itu. Maka itu, poin utama yang wajib diteladani ibu bapak adalah mewariskan akidah lurus dan akhlak terpuji kepada anak-anaknya. Selain membekali pendidikan secara maksimal, orang tua juga dituntut agar selalu berdoa untuk kesalehan dan kebaikan anaknya.
Keenam, ikut andil membangun tata peradaban yang maju dan mencerahkan. Nilai-nilai yang diterangkan di atas menjadi perjuangan Nabi Ibrahim dalam membangun peradaban berbasis tauhid dan syariah yang agung. Demikian pula Ka'bah yang dibangun Ibrahim dan Ismail, dan tujuannya agar Makkah menjadi negeri aman dan makmur adalah bukti besarnya peranan Nabi Ibrahim dalam mewujudkan peradaban luhur, maju, dan mencerahkan.