IHRAM.CO.ID, MADINAH -- Di hari kedua kedatangan jamaah haji gelombang dua ke Madinah, suasana Masjid Nabawi tampak ramai, Rabu (13/9) siang. Namun, belum banyak jamaah haji reguler Indonesia yang terlihat.
Kebanyakan jamaah haji Indonesia yang terlihat adalah jamaah haji khusus. SUB 44 adalah jamaah pertama yang tiba dari Makkah ke Madinah, Selasa (12/9).
Ada 16 kloter yang tiba kemarin. Sedangkan hari ini, ada 19 kloter yang dijadwalkan tiba.
Salah satu jamaah dari Semarang, Sri Wahyuni mengatakan, kondisi di Masjid Nabawi ramai. Kendati demikian dia dan dua temannya masih bisa melaksanakan Shalat Tahajud, yang dilanjutkan Shalat Subuh, dengan nyaman di dalam masjid.
"Kalau kondisi di Raudhah padat, tapi masih jarang orang Indonesia. Kebanyakan dari negara lain," kata jamaah haji khusus itu.
Sri mulai mengantre masuk ke makam Baginda Rasulullah pada pukul 08.00. Dia kemudian keluar pada pukul 10.30. Dia berada di Madinah sejak Selasa (12/9) dan akan melaksanakan Shalat Arbain selama sembilan hari.
Pantauan Republika.co.id, Masjid Nabawi mulai padat pada saat menjelang waktu shalat. Sejak semalam hingga jelang Zhuhur, jamaah banyak yang memenuhi shaf shalat di bagian halaman masjid karena ruang shalat utama di dalam masjid sudah tidak mampu menampung jamaah.
Namun, selepas waktu shalat keramaian berkurang. Sejumlah jamaah yang tidak kembali ke hotel, hanya duduk-duduk di bawah payung masjid. Toko-toko dan restoran di sekitar masjid ramai dikunjungi jamaah.
Sebagian besar jamaah yang tampak berasal dari negara-negara Asia, seperti Bangladesh, Pakistan, India, Indonesia, Cina, dan Malaysia. Ada pula jamaah dari Tunisia dan Turki, tetapi jumlahnya tak banyak. Sedangkan jamaah dari Timur Tengah sebagian besar sudah kembali ke negaranya.
Remaja-remaja Pramuka Arab Saudi mulai sore hari berjaga dan memberi pelayanan pada jamaah haji. Mereka menyediakan kursi roda gratis, mengantar jamaah yang tersasar, membantu jamaah menyeberang jalan dan mengatur lalu lintas jalan.
Suhu udara siang ini di Madinah 42 derajat Celsius. Suhu tertinggi diperkirakan 43 derajat Celsius pada pukul 16.00 WAS.
Teriknya suhu di Madinah dirasakan benar oleh Jauhar Arifin dari SOC 49. Dia menyadari udara di Madinah lebih kering dan lebih tinggi ketimbang di Makkah.
"Kelembabannya rendah di sini. Terasa benar panasnya. Lain kali kalau keluar saya akan bawa botol minum," kata Jauhar yang bertekad menyelesaikan Shalat Arbain bersama sang istri.
Petugas Perlindungan Jamaah (Linjam) Sektor Khusus Masjid Nabawi Ririn Sulis Setyaningsih mengatakan, sejauh ini situasi masih terkendali. Posko Seksus saat ini juga masih sepi dari aktivitas. Namun, Petugas Linjam dan Tim Gerak Cepat dari kesehatan tetap bersiaga. "Jamaah reguler belum banyak keliatan. Justru yang banyak jamaah haji khusus dan jamaah negara lain," ujar dia saat ditemui di posko.