Sabtu 07 Oct 2017 11:03 WIB

Setiap Tahun, Muslim Trinidad dan Tobago Berangkat Haji

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Agung Sasongko
Muslim Trinidad Tobago
Foto: Youtube
Muslim Trinidad Tobago

IHRAM.CO.ID,  JAKARTA -- Dalam perjalanan sejarah Islam yang panjang di Trinidad dan Tobago, tercatat sebuah nama, Sayad Abdul Aziz. Dialah sosok penting dalam sejarah Islam di negeri ini. Bahkan, ada yang menyebutnya sebagai tokoh stabilitas Islam di Trinidad.

Ia salah satu Muslim di Trinidad kala itu yang bisa membaca, menulis, dan memahami bahasa Urdu. Ia juga ahli di bidang matematika dan teknik. Sayad datang ke Trinidad pada 1883 sebagai mantan buruh di Afghanistan untuk menyebarkan Islam.

Sayad tinggal di Princes Town, bagian selatan Trinidad. Tapi, pengaruhnya terasa di seluruh koloni. Keramahannya membuat setiap orang bisa merasakan atmosfer Islam yang terpancar dari dalam dirinya. Ia pun mendirikan perkumpulan Islam pertama yang dinamakan "Islamic Guardian Association".

Sejak awal abad ke-20, kaum Muslimin mulai membentuk kelompok-kelompok keagamaan yang bisa mengakomodasi kebutuhan dan ketertarikan mereka terhadap Islam. Organisasi keagamaan ini mendapatkan pengakuan dari pemerintah.

Organisasi keagamaan pertama yang terbentuk adalah Islamic Guardian Association (IGA) of Princes Town yang didirikan pada 1906. Terbentuknya IGA mendorong terbentuknya East Indian National Association (EINA) yang beranggotakan Muslim India pada 1897. Bersatunya kaum Muslim ini mendorong terbentuknya organisasi yang lebih besar lagi, yaitu Tackveeyatul Islamia Association (TIA) pada 1931.

Sejak merdeka pada 1962, perekonomian Trinidad terus membaik. Dari sebelumnya hanya bergantung pada ekspor gula, bergeser ke minyak dan menjadikan Trinidad sebagai negeri paling makmur dan paling maju industrinya dibandingkan negara-negara lain di wilayah Laut Karibia.

Umat Islam yang dijumpai di Trinidad hari ini umumnya adalah keturunan dari orang-orang Asia Selatan. Selama beberapa dekade terakhir, umat Islam di Trinidad telah membuat kemajuan di berbagai bidang. Tak sedikit dari mereka yang memiliki profesi mentereng, seperti dokter, pengacara, insinyur, ahli kimia, pengusaha, dan politikus.

Banyak pula Muslim yang menjadi guru dan pedagang. Dan, setiap tahunnya tak kurang 100 Muslim Trinidadi menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement