Ahad 22 Oct 2017 21:02 WIB

Wapres Jusuf Kalla Tunaikan Umrah

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Muhammad Subarkah
Wakil Presiden Jusuf Kalla didampingi Wakapolri Komjen. Pol. Syafruddin (ketiga kanan), disambut Duta Besar Indonesia untuk Turki, Wardana (kedua kanan) saat tiba di Istanbul, Turki, Kamis (19/10).
Foto: Antara/Tim Media Wapres
Wakil Presiden Jusuf Kalla didampingi Wakapolri Komjen. Pol. Syafruddin (ketiga kanan), disambut Duta Besar Indonesia untuk Turki, Wardana (kedua kanan) saat tiba di Istanbul, Turki, Kamis (19/10).

IHRAM.CO.ID. MADINAH-- Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla dan rombongan tiba di Bandar Udara Internasional Prince Mohammad bin Abdulazis, Madinah, Arab Saudi setelah melewati penerbangan selama 4 jam dari Bandara Internasional Attaturk, Istanbul Turki pada Sabtu (21/10).

Jusuf Kalla ditemani sang istri, Mufidah Kalla tiba di Bandara Madinah sekitar pukul 12.30 siang waktu setempat atau 4.30 sore waktu Indonesia barat. Wakil Presiden tiba di Madinah sebelum berangkat menuju Makkah untuk melakukan umrah. Rombongan menggunakan pesawat kepresidenan BBJ 2/A-001 selama sekitar empat jam.

Jusuf Kalla meninggalkan Turki setelah menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Developing 8 (KTT D8) ke-9 dan pertemuan bilateral bersama Turki dan Guinea.

KTT D8 menghasilkan Deklarasi Istanbul dan 14 rencana aksi yang akan dilakukan oleh negara anggota. Sementara itu, Jusuf Kalla dijadwalkan berangkat dari Jeddah, Arab Saudi pada Senin (23/10) pada pukul 10 pagi waktu setempat.

Selama KTT D8, Jusuf Kalla mengusulkan tiga poin penting untuk memperkuat hubungan diantara anggota KTT D8 untuk membantu menaikkan taraf hidup warga negaranya.

Usulan ini masih berhubungan dengan kerja sama yang dilakukan anggota D8 di Istanbul 20 tahun yang lalu. "20 tahun lalu, kami menjalin kerja sama untuk memperbaiki posisi negara-negara berkembang Muslim dalam ekonomi global," kata Jusuf Kalla.

KTT D8 yang digelar pada 19-20 Oktober dihadiri oleh delapan pemimpin negara, perawakilan dua negara bukan anggota, Azerbaijan dan Guinea serta tujuh organisasi lainnya.

Kalla menyatakan bahwa KTT D8 telah memberikan keuntungan bagi negara anggota, meski belum mencapai tujuan sepenuhnya. Perdagangan antar negara anggota D8 mencapai 100 miliar dolar Amerika (sekitar Rp 1.300 triliun) atau 6,6 persen dari total perdagangan negara anggota D8. Angka tersebut ditargetkan mencapai tiga kali lipat menjadi 303 miliar dolar Amerika (sekitar Rp 4.094 triliun) pada 2018, atau 20 persen dari total perdagangan negara anggota D8.

Jusuf Kalla menjelaskan bahwa untuk bagian ini diperlukan usaha keras untuk meningkatkan perdagangan antar negara anggota D8. Pada pertemuan tersebut, Jusuf Kalla mengajukan untuk membangun kerja sama lebih kuat antar negara anggota D8 dengan melibatkan pihak swasta; memperkuat kerja sama di sektor maritim sebagai sektor kunci perdagangan; dan mempromosikan Kerja sama Selatan-Selatan dalam mengembangkan peluang ekonomi di organisasi D8.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement