IHRAM.CO.ID, JAKARTA --Penerapan gelang GPS kepada jamaah haji Indonesia pada musim haji mendatang, membutuhkan dana yang sangat besar. Karena itu, kebijakan ini tergantung dengan keputusan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.
"Itu tergantung DPR karena Anggaran tidaknya sedikit, pake chip (GPS) Rp 1 juta, sementara ada 221.000 jamaah berarti membutuhkan Rp 221 miliar," ujar Dirjen Penyelenggaran Haji dan Umrah (PHU), Prof Nizar Ali kepada Republika.co.id di sela-sela Rapat Kerja Nasional Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji tahun 1438 H/2017 H di Petojo Utara, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (7/11).
Menurut dia, anggaran per gelang GPS diperkirakan mencapai Rp 1 juta untuk masing-masing jamaah. Karena itu, nantinya tidak semua jamaah haji yang akan menggunakan gelang tersebut, melainkan hanya beberapa jamaah saja. "Menurut saya tidak semuanya, yang beresiko tinggi yang diberikan GPS atau yang tua kalau mungkin," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Kementerian Agama berencana menerapkan gelang ber-chip atau GPS dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun 2018. Sekjen Kemenag Nur Syam mengatakan, gelang ini diperlukan untuk memudahkan pemantauan keberadaan jamaah haji Indonesia.
"Jadi saat kesasar atau pisah dengan rombongannya, bisa langsung ditemukan," ujar Nur Syam dalam pembukaan acara rakornas evaluasi, Senin (6/11) kemarin.
Penerapan gelang ini juga pernah diusulkan oleh Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI). Ketua Samidin Nashir mengatakan, banyaknya jamaah haji yang hilang tahun ini dikarenakan pemerintah Indonesia belum bisa menggunakan tekonologi dengan baik.
"Kemarin kan ada tiga gelang, tapi itu tidak yang terkonek dengan GPS, sehingga ketika jamaah hilang tidak ada yang tahu jamaahnya ke mana. Wong sekarang sudah zaman digital masak gak ada kemajuan di situ. Jika ada GPS-nya kan gampang mencarinya," ujar Samidin saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (1/11) lalu.