Senin 01 Jan 2018 17:35 WIB

Pulang Umrah, Pria Malaysia Positif MERS

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Ani Nursalikah
Jamaah umrah menggunakan masker untuk mengantisipasi virus Mers-Cov di Tanah Suci.
Foto: AP Photo/Hasan Jamali/ca
Jamaah umrah menggunakan masker untuk mengantisipasi virus Mers-Cov di Tanah Suci.

IHRAM.CO.ID, PUTRAJAYA -- Kementerian Kesehatan Malaysia mengonfirmasi seorang pria yang baru kembali dari perjalanan ibadah umrah positif terhadap Sindrom Pernafasan Timur Tengah Coronavirus (MERS-CoV).

Direktur Jenderal Datuk Noor Hisham Abdullah mengatakan pasien berusia 55 tahun asal Selangor, Malaysia itu menunjukkan gejala demam, batuk, kelelahan, dan nyeri kaki. Keluhan itu dirasakan beberapa hari setelah pasien pria itu tiba dari Tanah Suci pada 23 Deseber lalu.

Pasien telah mencari perawatan di klinik terdekat dan dirawat karena demam, kata Noor Hisham dilansir dari New Straits Times, Senin (1/1).

Ia menjelaskan pasien pergi ke Gawat Darurat Rumah Sakit Tengku Ampuan di Klang untuk mendapat pemeriksaan dan perawatan pada 28 Desember. Usai memperhitungkan riwayat perjalanannya, tes skrining MERS-CoV, dan uji verifikasi, hasilnya menunjukkan pasien positif mengidap MERS-CoV. Saat ini kondisi pasien stabil dan mendapat perawatan di Rumah Sakit Sungai Buloh.

Berdasarkan informasi dari pasien, Noor Hisyam mengatakan pasien mengonsumsi susu unta segar saat berada di Makkah. Pasien juga melakukan kontak fisik dengan unta saat mengunjungi peternakan hewan tersebut. Noor Hisyam memastikan kementerian kesehatan segera melacak dan memantau orang lain yang melalukan kontak dengan pasien, seperti anggota keluarga, rekan jamaah, dan staf medis.

"Kami juga telah meningkatkan praktik pencegahan dan pengendalian infeksi di antara petugas kesehatan di semua tingkat," ujar dia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih belum bisa memastikan apa yang menyebabkan penyebaran MERS-CoV. WHO menegaskan, aktivitas seperti menyentuh unta, makan dan minum produk unta yang tak dimasak dengan benar dapat membahayakan seseorang yang memiliki infeksi MERS-CoV.

WHO juga menekankan penyebaran infeksi masih belum diketahui dan tidak ada vaksin untuk infeksi MERS-CoV. Belum ada obat khusus untuk mengobati infeksinya. n Umi Nur Fadhilah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement